Kegiatan ini menjadi aksi yang vital, karena Pulau Panggang sebagai pulau yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi di dunia ini juga tengah mencari solusi guna menekan kandungan karbon di udara yang tentunya akan berpengaruh terhadap kualitas dari ekosistem pesisir wilayah ini. Difasilitasi oleh Yayasan Terumbu Karang Indonesia (Terangi) dan Jaringan Monitoring Kepulauan Seribu, Sharp Greenerator melakukan penelitian dengan menggunakan konsep 4A (Amati, Analisa, Ajarkan, Aksi).
Idris selaku Kepala Divisi Coral Reef Management (CRM) Terangi, megutarakan, konsep 4A digunakan dalam beberapa kampanye lingkungan yang dibagi dalam empat tahapan. Tahap pertama kegiatan penelitian, yaitu ‘Amati’ dimulai pada 21 Mei 2022 dengan melakukan pengukuran kepadatan bakau, lamun, terumbu karang, dan volume sampah di pesisir Pulau Pramuka.
“Menggunakan metode ‘Transect’ didapatkan temuan bahwa tingkat tutupan terumbu karang di sekitar Pulau Pramuka tergolong rendah, sedangkan kepadatan mangrove tergolong sedang. Sebaliknya kandungan sampah seperti masker, kemasan makanan sekali pakai dan popok bayi di pantai tergolong tinggi”, jelasnya.