“Kami sudah bermain cukup baik di laga ini dari awal hingga akhir. Dari gim pertama permainan kami sudah enak, sayang pada gim berikutnya kami banyak melakukan kesalahan,” kata Pramudya.
“Permainan kami kembali di gim ketiga hingga akhir babak. Namun, saya tidak bisa berkata-kata menggambarkan hal tersebut saat Yere cedera. Secara keseluruhan kami bermain baik jika tidak ada kejadian tersebut,” ungkap Pramudya.
Hingga akhir pertandingan, Pramudya terus memberikan semangat kepada Yeremia yang tetap memaksakan bermain, kendati tidak dalam kondisi terbaiknya.
Dengan lutut yang cedera dan memendam rasa sakit yang luar biasa, Yeremia terus berdiri menghadapi wakil Negeri Jiran itu dengan memberikan perlawanan maksimal. Yeremia tidak mau menyerah begitu saja. Sambil terpincang-pincang dan menahan sakit, dia tetap melanjutkan perjuangan heroiknya.
“Saya tanya dia hanya merasa kesakitan, sepertinya lututnya sedikit bergeser. Saya terus memberikan semangat karena dia mau lanjut terus meski kondisinya tidak bisa bergerak,” tambah Pramudya, pemain kelahiran 13 Desember 2000 itu.