Pelatih Timnas junior putri, Aceng Supendi menceritakan bagaimana perjuangan para atletnya saat bertanding di tiga nomor yang mampu membawa gelar juara dunia bagi Indonesia.
Secara fisik menurutnya, kekuatan Indonesia masih kalah dibandingkan Jepang dan Canada, tetapi motivasi, doa, dan harapan dari masyarakat Indonesia lah yang menurutnya menjadi sumber kekuatan para atletnya.
“Karena sejarah arung jeram kita belum ada yang menjadi juara, walaupun sering ikut kejuaraan dunia. Karena kali ini kategori yang dipertandingkan berbeda dengan 2019 lalu. Kemarin R4 sementara di 2019 R6, tingkat kesulitannya tentu R4 karena empat-empatnya harus main, menjadi mesin semua depan belakang. Jadi jangan takut, Indonesia sudah diperhitungkan kali ini,” tambahnya.
Setelah ini, para pedayung akan berkonsentrasi kepada persiapan menuju kejuaraan daerah, Porprov Jawa Barat pada November mendatang. Setelah itu, Kejurnas di Sulawesi, dan di awal 2023 ada Kejuaraan Dunia lagi di Cina.
Selain tim junior putri, turut juga disambut adalah tim master putri yang beranggotakan Ammy Kadarhutami (58), Amalia Yunita (54), Fidelia Nuria (45), Rafika Sustiyani (43), dan Veronica Margaretha Catharina (59). Tim master menempati posisi lima di klasemen keseluruhan, di bawah Slovakia yang menjadi juara dunia kategori ini, kemudian Argentina, dan Canada. (bam)