Menurutnya, anggaran dari Kemenpora tersebut akan dimanfaatkan untuk persiapan timnas PSAI yang akan berlaga di Piala Dunia Sepak Bola Amputasi di Turki, Oktober 2022.
“Kami sengaja curhat karena tahu dan yakin Ketua DPD RI masih sangat konsen dengan urusan sepak bola. Selain itu supaya kami mendapat arahan dan petunjuk, hal apa saja yang harus kami tempuh sehingga persiapan kami maksimal,” lanjut dia.
Menurut Faishal, PSAI tidak berharap banyak kepada Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Karena, PSSI belum mengakui keberadaan PSAI.
“PSSI tegas tidak mau memberikan dana. Kita tak bisa memaksa. Hanya memang ada keinginan kami agar PSAI diakui jadi bagian dari PSSI. Karena permainannya sama memakai properti dari FIFA. Tapi ya belum diakui juga,” papar dia lagi.
Ketua Umum PSAI, Yudi Yahya, menerangkan pada awalnya timnas PSAI dipandang sebelah mata. Sepulang bermain di Bangladesh, barulah pemerintah dan banyak pihak meliriknya.
“Kemenpora sudah berkomitmen untuk memberangkatkan timnas PSAI ke piala Dunia nanti. Tapi sampai sekarang komitmen itu belum terlaksana, padahal kita perlu untuk TC, akomodasi dan persiapan lainnya,” papar Yudi.