“Kami berharap pembangunan jalan Tol di wilayah D.I.Yogyakarta ini dapat memahami dan memperhatikan situs-situs cagar budaya dan bangunan bersejarah yang ada di D.I. Yogyakarta, seperti makam-makam dan juga wilayah selokan mataram serta bangunan bersejarah yang tidak hanya berada di sekitar lingkungan Keraton. Kemudian adanya sumbu filosofi dan garis imaginer (melintasi D.I. Yogyakarta dari Gunung Merapi – Parangkusumo) agar dapat menjadi perhatian bagi semua pihak yang terlibat,” paparnya.
Dirjen Bina Marga, Hedy Rahadian, menyampaikan hal serupa bahwa pemerintah sangat memperhatikan serta peduli dengan keberadaan bangunan bersejarah, situs-situs cagar budaya dan purbakala yang berada di wilayah D.I.Yogyakarta dan akan turut serta memperhatikan dan melestarikannya.
Pada kesempatan yang sama, Adrian Priohutomo menyampaikan dalam paparannya, bahwa Pembangunan Jalan Tol Jogja-Solo ini sangat memperhatikan kearifan lokal, bangunan bersejarah serta mempertahankan dan melestarikan situs-situs cagar budaya dan purbakala yang ada.