IPOL.ID – Di era digital, banyak lowongan kerja bertebaran di portal atau website. Terbilang lebih mudah dicari oleh para pencari kerja, persaingan di antara mereka menjadi makin ketat. Supaya lebih memuluskan mendapatkan pekerjaan di portal, maka diperlukan strategi tepat demi meraih lowongan idaman.
Karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggandeng Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi mengadakan webinar “Tips dan Trik Mendapatkan Pekerjaan Melalui Job Portal”.
Webinar yang diadakan kemarin ini diikuti oleh kelompok masyarakat dari berbagai komunitas digital di DKI Jakarta dan Banten. Tujuan kegiatan ini demi mendukung peningkatan skill masyarakat di media digital, peran masyarakat yang cakap akan dunia digital sangat penting, sehingga mampu tercapainya target kumulatif sebesar 50 juta orang terliterasi di tahun 2024.
Berdasarkan Penelitian We Are Social Hootsuite per Februari 2022 di indonesia terdapat 204,7 juta pengguna internet dan pengguna media sosial aktif mencapai 191,4 juta. Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 berada pada level “sedang” dengan skor 3,49. Pengukuran dengan Kerangka Indeks Literasi Digital tahun 2021 ini menggunakan empat pilar, yaitu Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital , dan Budaya Digital. Karena masih berada di level “sedang”, Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama GNLD melakukan berbagai kegiatan seperti webinar untuk meningkatkan kecakapan Digital Masyarakat.
Pemahaman terhadap lanskap digital tidak dapat dilepaskan dari kompetensi literasi digital. Secara khusus ada dua bagian dasar dari digital skills, yaitu pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras dan pengetahuan dasar mengoperasikan perangkat lunak serta aplikasi.
Webinar dibuka Ruth Sitorus praktisi human resources (HR) yang juga merupakan admin HRD Bacot mengatakan saat perusahaan lebih mengutamakan job portal dalam mencari kandidat pekerja. “Perusahaan mempunyai beberapa metode dalam mencari pekerja, saat ini yang metode yang banyak dipakai adalah menggunakan job portal, baik melalui platform aplikasi maupun website”, jelas Ruth.
Ruth mengimbau pencari kerja untuk lebih mengoptimalkan job portal agar dilihat oleh HR. “Cara mengoptimalkan penggunaan job portal adalah dengan isi profil data diri dengan lengkap karena itu merupakan hal pertama yang akan dilihat. Kedua isi deskripsi pengalaman pekerjaan dan pencapaian yang pernah dicapai sebelumnya. Selanjutnya lampirkan CV terbaru serta pastikan email dan nomor HP yang bisa dihubungi aktif saat akan dihubungi oleh HR tempat melakukan lamaran,” tuturnya.
Xenia Angelia Wijayanto dari LSPR Institut memberikan tips kepada pencari kerja yang menggunakan job portal saat melakukan interview online. “Poin pertama yang harus disiapkan adalah jaringan internet yang stabil dan lancar serta perangkat digital yang memadai. Poin selanjutnya adalah kuasai dan pahami platform job portal yang digunakan agar tidak latah saat interview online dan terakhir fokus pada interview, serta usahakan komunikasi yang lancar baik dari suara maupun gestur tubuh,” terangnya.
Xenia menambahkan, HRD zaman sekarang tidak hanya melihat CV saja, tapi akan melihat rekam jejak digital pelamar pekerjaan. “Jejak digital yang kita tinggalkan akan menjadi poin penilaian seorang HR dalam memilih kandidat, jangan sampai jejak negatif yang kita tinggalkan membuat kita gagal dalam memdapatkan pekerjaan yang kita lamar, karena hal itu perhatikan etika dan budaya kita dalam menggunakan media digital,” tutur Xenia.
Sedangkan Angga Fauzan, CEO dan CoFounder MySkill, menjelaskan, saat ini perusahaan sangat memperhatikan skill calon pekerjanya. “Dunia industri sekarang lebih memilih kandidat pekerja yang telah menguasai skill dan memiliki pengalaman kerja sesuai bidang yang mereka sediakan. Karena hal itu kembangkan skill kita dan tambah pengalaman kerja walaupun hanya menjadi anak magang,” ucap Angga.
“Penguasaan hard-skill dan soft skill harus ditingkatkan di tengah persaingan yang sengit seperti saat ini. IPK bidang studi saat kuliah menjadi hal yang menilai seberapa besar kemampuan Hard-skill kita, beberapa pekerjaan memandang hal ini dalam memilih kandidat. Soft skill seperti pola komunikasi, kreatifitas kemampuan adaptasi dan kecerdasan emosional yang harus kita perbaiki dan ditingkatkan jika ingin sukses untuk mendapatkan pekerjaan,” pungkas Fauzan.
Pemahaman terhadap lanskap digital tidak dapat dilepaskan dari kompetensi literasi digital. Secara khusus ada dua bagian dasar dari digital skills, yaitu pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras dan pengetahuan dasar mengoperasikan perangkat lunak serta aplikasi.