Akibatnya, indeks saham dan imbal hasil obligasi di Zona Euro menguat. Pasar komoditas, kecuali energi, tidak mampu mempertahankan rebound kuat yang terjadi pada 18 Juli lalu.
“Hal itu memperkuat keyakinan kami untuk mengurangi posisi pada sektor komoditas. Bahkan, pasar energi pun masih belum dapat diperkirakan arahnya karena masalah geopolitik di Ukraina,” kata Lionel.
Berbagai media melaporkan bahwa Gazprom, yang dimiliki pemerintah Rusia, mengatakan kepada pelanggannya di Eropa bahwa mereka tidak dapat menjamin pasokan gas, bahkan setelah “pemeliharaan” di Nord Stream 1 selesai pada Kamis (21/7) besok.
Ia memperkirakan harga energi akan tetap fluktuatif; namun tampaknya masalah geopolitik tidak akan mengubah tren pasar komoditas yang melemah atau bearish saat ini.
Dari domestik, investor bersiap untuk pengumuman suku bunga Bank Indonesia pada Kamis (21/7) dengan melakukan penjualan taktis obligasi dan pembelian taktis saham.
“Dalam pandangan kami, langkah taktis ini menunjukkan bahwa ekspektasi untuk kenaikan suku bunga makin menguat. Kami menegaskan kembali perkiraan kami bahwa BI akan mulai menaikkan suku bunga bulan ini sebesar 25 bps menjadi 3,75 persen,” ujar Lionel.