IPOL.ID – Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Zulkifli Hasan disapa Zulhas kembali mengecek harga sejumlah harga pangan dan ketersediaan barang kebutuhan pokok serta minyak goreng curah rakyat di Pasar Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (5/7) pagi.
Tiba di Pasar Ciracas, Mendag Zulhas langsung didampingi Kepala Pasar Jaya Ciracas, Alvi Rahim untuk mengecek persediaan minyak goreng rakyat khusus mitra warung pangan pedagang pasar yang menggunakan aplikasi “Warung Pangan”. Setelah itu, Mendag memeriksa harga sejumlah bahan pokok pada pedagang.
Mendag Zulhas pun menghampiri salah satu warung yang menjual telur. Kepada pedagang telur, Zulhas bertanya soal harga telur per hari ini. Tak hanya itu, dia juga menghampiri pedagang sayuran dan menanyakan harga cabai merah keriting.
Mendag juga mengecek ketersediaan minyak goreng (migor) curah maupun kemasan yang dijual oleh pedagang. Serta sempat berdialog dengan penjual menanyakan jenis minyak goreng yang dijual beserta harganya.
Mendag Zulhas mengatakan, masuk pada minggu ketiga, harga minyak goreng curah stabil pada angka Rp14.000 per liter. Bahkan rata-rata nasional masih pada kisaran Rp15.000.
“Alhamdulillah masuk minggu ketiga, sebenarnya minggu kedua bahkan di Jawa-Bali dan beberapa tempat harga minyak goreng ada yang Rp12.000, het harga eceran tertinggi minyak curah Rp14.000 per liter di Jawa-Bali,” kata Mendag Zulhas didampingi Kepala Pasar Jaya Ciracas, Alvi Rahim pada wartawan di Pasar Ciracas, Selasa (5/7).
Pada hari ini, Selasa (5/7), sambungnya, bahkan ada pedagang yang berani pakai kemasan jual minyak goreng tetap Rp14.000. Sehingga harga stok persediaan minyak goreng aman terjangkau.
“Rata-rata sudah Rp14.000, baik minyak curah plastik maupun yang dibungkus, memang ada beberapa tempat kalau di rata-rata nasional harganya Rp15.000 karena di Papua rata-rata harganya Rp20.000,” ujar dia.
Menurutnya, jika harga minyak goreng rata-rata nasional Rp15.000 karena di Maluku-Papua memang terkendala masalah logistik. “Ongkosnya mahal, kirim satu galon, 1 ton, ongkosnya mahal jadi memang logistik ke Papua dan Maluku belum mampu kami atasi,” ungkap Zulhas.
Oleh karena itu, pihaknya akan mencoba minyak diharga Rp14.000 akan dikemas. Dia berharap, minyak dengan kemasan sederhana harganya akan lebih murah, dan lebih mudah terjangkau masyarakat. “Sehingga harga minyak goreng di Sulawesi, Papua dan Maluku bisa lebih murah dari rata-rata sekarang yang masih berada diangka Rp20.000,” katanya.
“Jadi saya tekankan di Jawa-Bali rata-rata migor sudah Rp14.000. Itu udah di mana-mana untuk harga-harga lain tadi kita saksikan memang masih stabil. Turun sedikit tapi masih tinggi,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Zulhas juga sempat meninjau penjual daging ayam dan daging segar, menanyakan harga jual pasaran hingga hari ini. “Untuk harga daging pada minggu pertama saya jadi menteri cek ke pasar-pasar Rp150.000 per kilogram. Kemudian minggu kedua Rp140.000, sekarang sudah Rp135.000,” katanya.
Kemudian harga telur Rp30.000 per kilogram (kg), harga telur Rp29.000-28.000. Pada hari ini, turun Rp27.000 per kg. Kemudian harga ayam Rp48.000 per ekor, sekarang harga ayam turun menjadi Rp45.500.
Permasalahan tingginya harga pun terjadi pada cabai keriting dan cabai rawit di atas Rp100.000. “Memang kalau cabai itu musiman, saya kira (naik) nggak papa, sekali-kali biar panen, biar petani untung nyampe jangka panjang,” tukasnya.
Zulhas mengungkapkan, Kementerian Pertanian melalui skema KUR akan mengembangkan tanaman hidroponik, jadi diharapkan tidak pengaruh lagi masalah musim. “Sehingga nanti kita harapkan harga cabai stabil,” kilahnya. (ibl)