IPOL.ID – Seiring perkembangan teknologi, merebak game-game yang asik untuk dimainkan, khususnya oleh anak-anak di Indonesia. Namun, dari banyaknya gim tersebut, belum banyak gim yang dapat memberikan edukasi dan menunjukkan keunikan tersendiri pada anak.
VP Enterprise Business of Agate, Lee Marvin menyampaikan, saat ini, Agate memperkenalkan Batique – gim AJT Cognitive Test. Khusus dibuat untuk mengidentifikasi keunikan kognitif anak usia 5-12 tahun, berdasarkan teori Cattell-Horn-Carroll (CHC) dan telah teruji. Sebagai alat tes kognitif komprehensif, Batique menawarkan kemudahan, hasil terpercaya.
“Batique memberi pemahaman mengenai keunikan anak maupun proses berpikirnya, jadi membantu anak agar proses belajar lebih efektif, meningkatkan pengalaman belajar dan secara umum meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia,” kata Lee Marvin dalam peluncuran Batique di Jakarta, Selasa (12/7).
Nantinya, usai melakukan seluruh permainan, Batique menghasilkan laporan komprehensif dan menunjukkan gambaran keunikan kognitif pemain.
“Sehingga memungkinkan orang tua dan pendidik lebih mengenal anak dan potensinya. Berinteraksi lebih efektif, merancang strategi, mengembangkan keunikan, potensi anak serta menyediakan lingkungan belajar kondusif sesuai keunikan anak,” tambahnya.
Batique (Bakat Unique) merupakan alat tes AJT Cognitive Test (AJT CogTest) dikemas dalam bentuk permainan. Dirancang agar anak dapat melakukan asesmen dengan metode lebih mudah, menyenangkan dan terjangkau.
AJT CogTest sendiri adalah asesmen kognitif yang telah dinormakan kepada anak dan remaja di Indonesia. Guna mengidentifikasi delapan kemampuan kognitif umum dan kognitif spesifik anak.
Berdasarkan Cattle-Horn-Carrol (CHC), memiliki keunggulan pada penggunaan berbagai perspektif mengungkap kemampuan kognitif seperti biologis, perilaku tampak. Selain itu, neurologis sebagai gambaran ukuran kemampuan kognitif umum atau General Cognitif Ability (GCA).
“Tujuannya agar kita dapat mengetahui metode pembelajaran tepat, mengenali kebutuhan dan memberikan fasilitas dibutuhkan, mengidentifikasi strategi tepat belajar, serta mendeteksi dini hambatan-hambatan saat belajar,” tukasnya.
Batique telah mempertimbangkan dan menggunakan keunikan konteks di Indonesia. Sehingga menjadi instrumen terpercaya mendeteksi potensi belajar di Indonesia.
Batique juga merupakan hasil kolaborasi Agate, sebagai game developer terkemuka Indonesia berkantor pusat di Bandung, Jawa Barat, PT Melintas Cakrawala Indonesia (MCI). Berada di Jakarta sebagai pemegang lisensi AJT CogTest bersama Universitas Gadjah Mada di Jogjakarta yang memberikan expert advisory.
“Melalui Batique, anak diajak melakukan asesmen pribadi dengan cara berbeda dan menyenangkan. Anak akan dibawa ke dalam 8 mini games dengan misi berbeda-beda. Gim ini dapat diakses secara mobile pada handphone berbasis android maupun ios/personal computer maupun laptop,” tukas dia.
Delapan mini games di Batique, mewakili delapan kemampuan kognitif, meliputi : (i) Comprehensive-Knowledge (Gc); (ii) Short-Term Working Memory (Gwm); (iii) Auditory Processing (Ga); (iv) Retrieval Fluency (Gr); (v) Processing Speed (Gs); (vi) Learning Efficiency (Gl); (vii) Visual Processing (Gv); dan (viii) Fluid Reasoning (Gf).
Selama gadget dan koneksi internet tersedia, sambungnya, gim dapat dengan mudah dimainkan dimana saja dan kapan saja. “Sehingga dapat menjangkau anak-anak di lokasi terpencil (remote) sekalipun, tanpa harus melakukan tatap muka, anak dapat menjalani asesmen”.
Nah, selama anak mengerjakan asesmen, dianjurkan dikerjakan di tempat kondusif. Mengerjakan secara mandiri (tidak dibantu) dan tidak mengganti device.
Konten Batique dikembangkan melalui tahapan ilmiah. Memiliki norma dari anak-anak Indonesia yang divalidasi oleh psikolog dari PT MCI serta pakar dari Universitas Gadjah Mada.
“Batique sendiri telah dicoba ke 1.200 anak di seluruh Indonesia, net promoter score tinggi yaitu 62 untuk anak-anak dan 47 orang tua terlibat dalam uji coba Batique sejak Oktober 2021,” ungkapnya.
Untuk mendapat akses memainkan game Batique senilai Rp 200 ribu, orang tua atau sekolah dapat membeli voucher di ajtonline.id. Akses Batique juga bisa didapat di kiddo.id dan 7 biro psikolog bekerja sama dengan Agate dan PT MCI.
Setelah mendapat akses, anak dapat masuk ke batique.id, mengisi data diri dan mulai bermain gim layaknya bermain trivia. “Nah, disini anak harus dapat menyelesaikan misi disetiap modul agar dapat membuka akses ke modul berikutnya,” tukasnya.
Selesai bermain, hasil asesmen dapat memberikan gambaran kognitif anak secara komprehensif. Sekitar 18-20 halaman akan dikirimkan melalui e-mail dalam waktu 1-2 hari. Hasil AJT CogTest tak hanya menunjukan gambaran keunikan kognitif anak. Tapi juga memberikan rekomendasi belajar anak sesuai kognitifnya.
Diharapkan semua ini dapat membantu mengenali kebutuhan dan memberikan fasilitas yang dibutuhkan anak agar bisa mengatasi kesulitan belajar. Setelah gim Batique pada usia Sekolah Dasar, kedepan akan dikembangkan gim serupa untuk usia sekolah lanjutan (SMP dan SMA).
“Agar anak dan orang tua memiliki pemahaman lebih tepat, dan anak dapat melanjutkan pendidikan tinggi sesuai potensi dan minatnya,” katanya.
Sebagai sumber utama pendidikan anak setiap hari, sambungnya, orang tua dibekali game uji kognitif Batique bisa menyediakan lingkungan belajar sesuai minat dan pola belajar anak. “Yuk, tahu cara hindari tantrum anak saat belajar pakai rekomendasi dari laporan Batique,” ajak dia.
Sementara, Direktur PT MCI, Michael Adrian mengatakan, MCI telah menciptakan tes AJT Cognitive Test kompleks dan advance. Guna mengukur kemampuan kognitif anak, anak dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
“Bila tadi test dilakukan secara konvensional one on one, Batique hadir sesuai spirit kami bahwa AJT CogTest dapat dinikmati lebih banyak anak di Indonesia tanpa dibatasi ruang dan waktu,” ujarnya.
Menurut Wahyu Widhiarso, dari Universitas Gadjah Mada bahwa tes untuk mengetahui potensi dan keunikan anak penting dilakukan. Saat anak masih usia dini agar orang tua dapat membantu mengembangkan diri anak, sesuai karakteristik kemampuan kognitif anak.
“Harapan kami Batique dapat menjadi tolak ukur agar lebih banyak institusi mengembangkan pengukuran valid dan ilmiah, melibatkan teknologi dalam pengembangan game bermanfaat,” ujar dia. (ibl/msb)