IPOL.ID – Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD) terus berupaya meningkatkan kualitas layanannya. Salah satunya dengan melakukan uji coba dengan teknologi canggih pada sebuah alat deteksi peringatan dini bagi para pramudi, Rabu (6/7).
Diharapkan kedepannya, uji coba tersebut memberikan solusi sistem layanan bagi transportasi darat dan armada khususnya. Berangkat dari persoalan banyaknya tingkat kecelakaan di lapangan diakibatkan salah satunya faktor ‘human error’.
Direktur Utama (Dirut) Perum PPD, Pande Putu Yasa mengatakan bahwa yang melatarbelakangi dengan kehadiran alat deteksi dini bagi para pramudi ini, karena seringnya terjadi kecelakaan (armada) di lapangan akibat human error.
Belakangan ini, sambungnya, seringnya denda Transjakarta akibat kecelakaan maka alat tersebut merupakan jalan satu-satunya sebagai solusi terbaik bagi Perum PPD untuk meminimalkan rasio kecelakaan.
“Nah, kebetulan PT Teknologi Karya Digital Nusa (TKDN) memiliki alat yang dapat mendeteksi kelelahan dari pramudi, apa karena ngantuk atau keluar jalur. Segala bentuk pelanggaran itu termasuk di dalamnya jika pramudi merokok akan terdeteksi dari alat berteknologi canggih itu, kita baru uji coba alat ini,” kata Pande Putu dikonfirmasi ipol.id, Rabu (6/7).
Pada kesempatan itu, PT TKDN menandatangani MoU dengan Perum PPD. Kerjasama yang disepakati kedua belah pihak ini, bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan dan aspek keselamatan kendaraan dalam pengangkutan penumpang, Selasa (5/7).
Penandatanganan kerjasama strategis itu untuk memajukan transportasi darat. Digelar di Park Hotel Cawang, Jakarta Timur, dihadiri langsung Presiden Direktur TKDN, David Santoso dan Direktur Utama Perum PPD, Pande Putu Yasa.
Putu menambahkan, nantinya alat ini dipasangi di unit-unit bus, dengan harapan tentunya dapat mendeteksi awal kelalaian dari pramudi. “Nantinya kita bisa sampaikan kepada yang bersangkutan (pramudi) melalui peringatan dini dari kantor,” ujarnya.
“Jadi kita bisa sampaikan langsung, ada komunikasi dua arah kita dengan pramudi, melalui alat semisal bisa memperingatkan pramudi langsung agar tidak ngantuk,” tambahnya.
Selesai uji coba, lanjut Putu, jika itu benar, yang ditawarkan akurat maka semua armada di Transjakarta bakal dilengkapi dengan alat deteksi itu. “Pada alat itu ada camera CCTV lengkap, hubungan komunikasi dua arah bisa,” terangnya.
Selain itu, teknologi mutakhir lainnya pada alat yang digunakan TKDN yakni terdapat di perangkat Blind Spot Detection menggunakan 3D depth camera with AI. Mampu mendeteksi keberadaan pejalan kaki maupun kendaraan disekitar armada dengan keakuratan mencapai 95%. Sehingga dapat meminimalisir kecelakaan lalu lintas.
Teknologi AI juga diterapkan diperangkat APC, alat ini dapat menghitung jumlah penumpang yang naik secara akurat. Perangkat lain dari TAM Fleet seperti Advance Driver Assitance System (ADAS) dan Indicator R-Watch bahkan dapat memberikan peringatan awal jika armada kendaraan terdeteksi menyimpang dari jalur, melewati batas kecepatan atau jika terjadi potensi tabrakan depan.
Implementasi teknologi IoT dari TKDN dapat dilihat dalam salah satu perangkat TAM Fleet seperti Driver Safety Monitoring (DSM).
Dengan teknologi mumpuni ini, perangkat DSM dapat memberikan Driver Behavior Analysis tuk memantau perilaku pengemudi. Agar tidak melakukan pelanggaran selama armada beroperasi. Sehingga diharapkan, angka kecelakaan lalu lintas yang disebabkan kelalaian pengemudi bisa ditekan.
Kemudian fitur andalan lainnya, perangkat pelacak dan keamanan kendaraan menggunakan perpaduan teknologi Global Positioning System (GPS). Dikombinasikan Global System for Mobile Communication (GSM) dari TAM Fleet yang mampu melacak, memantau posisi dan status kendaraan secara real time.
Isi MoU itu sendiri terkait kerjasama penggunaan perangkat IoT (TKDN Advance Mobility atau TAM Fleet) pada unit-unit bus milik Perum PPD.
Pande Putu juga berharap adanya kerjasama ini, kualitas dan layanan kendaraan pengangkut penumpang dapat semakin meningkat. “Sesuai dengan standar minimum pelayanan yang dibuat oleh pemerintah”.
Sementara itu, Direktur Utama PT TKDN, David Santoso menilai penggunaan perangkat IoT sangat tepat disematkan dalam manajemen armada.
Menurutnya, teknologi yang terintegrasi dapat meningkatkan tingkat efisiensi operasional dan tak kalah penting bisa mendorong customer satisfaction.
“Ini merupakan salah satu bentuk komitmen TKDN untuk program digitalisasi di sektor transportasi melalui teknologi IoT canggih yang terintegrasi demi mendukung smart city,” tutur David.
Sekadar diketahui bahwa PT TKDN didirikan tahun 2016, hadir memberikan solusi sistem layanan untuk transportasi dan armada. Menggabungkan teknologi terbaru memungkinkan klien TKDN melayani basis pelanggannya.
Terutama sektor transportasi, dan mendukung Smart City. Solusi/layanan yang ditawarkan adalah Software as a Service, Transport Payment Solutions, IoT and Telematics Smart Bus (TAM Fleetwood), dan Business Process Outsourcing (BPO). (ibl/msb)