IPOL.ID – Program studi (Prodi) Analisis Keuangan Fakultas Vokasi UKI, yakin mampu menyediakan SDM handal di bidang perbankan dan keuangan. Kerja sama dengan lebih dari 14 mitra kampus, akan menjadi salah satu keunggulan alumninya untuk bisa bersaing dalam pasar kerja yang kian kompetitif.
“Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud memberikan syarat minimal tiga kerja sama dengan dunia industri, dunia usaha dan dunia kerja (iduka) untuk membuat sebuah prodi vokasi. Tapi kami melebihi syarat tersebut dengan jumlah 14 instansi yang sudah bermitra dengan kami,” ujar Kaprodi Analisis Keuangan Program Sarjana Terapan, Fakultas Vokasi UKI, Fery Tobing, baru-baru ini di Kampus UKI Jakarta,
Hal itu ia sampaikan saat berbincang bersama indoposonline.id di sela acara acara Dies Natalis ke-4 Fakultas Vokasi UKI pada Kamis (28/7/22).
Ke 14 instansi mitra dari iduka tersebut datang dari BPR dan perbankan nasional. “Tak hanya itu, kami juga menjalin kemitraan bersama regulator dan pengawas industyri keuangan seperti BI, OJK dan LPS untuk berbagi ilmu dan wawasan. Sehingga kurikulum kami selalu update, mengikuti perkembangan dunia kerja terkini,” ungkap Fery.
Kendati baru mengantongi izin menerbitkan program sarjana terapan dari Dirjen Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI pada awal tahun ini, Fakultas Vokasi UKI yakin, mahasiswa mampu menjadi analisis keuangan yang mahir. Mengingat ada program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), program pengabdian masyarakat yang didukung dosen dan tenaga pendidikan dari kalangan praktisi dan professional.
“Kendati baru seumur jagung, namun pada dasarnya prodi kami sudah berdiri sejak 1992. Artinya kami sudah cukup pengalaman. Apalgi jumlah dosen-mahasiswa yang memenuhi rasio 1:12 juga datang dari dari instruktur ahli dan praktisi dari kalangan profesional,” kata Fery Tobing seraya mengatakan lebih dari 5500 mahasiswa telah lulus dari prodi Analisis Keuangan.
Terkait perubahan D3 menjadi D4/ sarjana terapan yang telah mendapatkan izin dari pemerintah, Fery menjelaskan banyak perubahan ke arah yang lebih baik. Bila dahulu, mahasiswa hanya diberikan pembekalan dan wawasan praktik, maka kini kurikulum wajib memberi tambahan lagi ilmu sesuai bidangnya secara lebih mendalam. “Dulu kemahiran hanya terbatas di bidang front desk, customer service, service excellent, namun kini mahasiswa ditambah dengan diberikan pendalaman lagi ilmu perbankannya,” kata Fery Tobing.
Hal senada disampaikan Akademisi Prodi Analisis Keuangan Fakultas Vokasi UKI, Riwandari Juniati. Ia menambahkan, lulusan yang skillful bisa didapat dari praktik kerja dan fasilitas yang mumpuni. “Kami ada laboratorium bank mini, program pengabdian kepada masyarakat, sekolah pasar saham, juga program magang MBKM,” katanya.
Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) sendiri merupakan krakteristik kurikulum Prodi Sarjana Terapan Analisis Keuangan yang berorientasi pada perkembangan Ipteks, profesi bankir, dan selalu adaptif terhadap kebutuhan pengguna lulusan, dan kebutuhan masyarakat.
Menurutnya, pandemi covid yang mengharuskan pembelajaran dilakukan secara daring, tidak menghalangi mahasiswanya untuk mampu mengasah dan memperdalam ilmu dengan baik. Apalagi prodi analisis keuangan Fakultas Vokasi UKI telah memiliki aplikasi laboratorium bank mini agar mahasiswa mampu tetap berpraktik dari manapun dan kapanpun.
Ia juga berharap, mahasiswa mampu melek finansial mengingat kini banyak korban dari kalangan generasi muda yang tergiur memiliki kebebasan materi secara instan dan terjerat dalam dunia investasi binomo, asset crypto, saham, atau sejenisnya. “Karena itu sekolah saham bisa menjadi solusi memberikan pemahaman bagaimana berinvestasi yang baik. Tidak hanya kepada mahasiswa, namun juga ke depan kami ingin menularkan ilmu tersebut melalui program pengabdian kepada masyarakat,” ujar Riwandari Juniati. (tim)
SDM Analisis Keuangan yang kompeten melalui transformasi ke Sarjana Terapan (STr).
“Pendirian Program Studi Sarjana Terapan Analisis Keuangan ini dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan daya saing lulusan yang kompeten dan handal di bidang perbankan dan keuangan sebagai Analisis Keuangan. Sumber Daya Manusia tidak hanya paham akan dasar-dasar perbankan dan keuangan di bidang analisis keuangan namun juga menguasai teknologi,” ujar Kaprodi Analisis Keuangan Program Sarjana Terapan, Fery Tobing, S.E., M.M.
Kurikulum Prodi Sarjana Terapan Analisis Keuangan menganut asas dan sifat fleksibel dalam arti terbuka atas transfer kredit antar program studi baik antar program studi di lingkungan UKI maupun program studi sejenis dari luar UKI pada jenis program studi dan jenjang yang sama.
Sarjana Terapan Analisis Keuangan melakukan penyesuaian pada Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Karakteristik kurikulum Prodi Sarjana Terapan Analisis Keuangan berorientasi pada perkembangan Ipteks, profesi bankir, dan selalu adaptif terhadap kebutuhan pengguna lulusan, dan kebutuhan masyarakat.
“Kurikulum yang kami terapkan menghasilkan lulusan yang kompeten di bidang Analisis Keuangan dengan keunggulan pada bidang perbankan dan keuangan digital sesuai perkembangan Ipteks dan kebutuhan industri, dunia usaha, dan dunia kerja,” tambah Fery Tobing.
Kurikulum Prodi Sarjana Terapan Analisis Keuangan berfokus pada praktek, mahasiswa tidak hanya dibekali pendidikan secara formal dan teori. Di era Revolusi Industri 4.0, industri jasa keuangan dituntut untuk menghadapi perubahan yang terjadi. Untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa, Prodi Sarjana Terapan Analisis Keuangan melibatkan para dosen dari praktisi, akademisi yang tersertifikasi dari sektor perbankan dan keuangan.
“Salah satu syarat dari Dirjen Vokasi untuk berdirinya prodi ini adalah adanya kerja sama dengan Dunia Usaha Dunia Industri. Kami terus bekerja sama dengan Bank milik Pemerintah maupun Bank Perkreditan Rakyat. Tujuan kerja sama memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat magang. Mahasiswa magang di Bank umum pemerintah dan Bank Perkreditan Rakyat dengan harapan setelah lulus, mereka akan bekerja di bank tersebut,” tutur Fery. (tim)