IPOL.ID – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta masyarakat dan umat Islam lebih jeli dan selektif dalam membedakan antara dukun dan kiai.
Pernyataan itu disampaikan Ketua PBNU Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi menyikapi fenomena sosok Gus Samsudin dari Blitar Jawa Timur yang kerap mendokumentasikan aksi sulapnya melalui kanal YouTube.
Fahrur menyebut dukun berbeda dengan kiai. Dukun memakai trik, sedangkan kiai memiliki karomah atau kemuliaan.
“Kita harus selektif. Kita kan kadang dukun di kiai-kan, itu salah. Jangan kiai-kan dukun. Masyarakat mesti ditekankan bahwa kalau karomah itu tidak diobral. Karomah itu diberikan kepada wali, kekasih Allah, tidak untuk jualan, tidak untuk komersil atau konten. [Kalau dukun] itu tipuan, sihir, atau sulap,” kata Gus Fahrur dalam keterangannya, Selasa (2/8/2022).
Dia menjelaskan kemuliaan seseorang bisa dilihat dan dibuktikan bukan dari keanehan yang dilakukan. Melainkan dari ilmu dan amal.
Ia menilai para kiai yang memiliki kemuliaan adalah mereka yang mengikuti sunah dan syariat.
“Nabi tidak mengajari yang aneh-aneh. Mengajari salat dan kebaikan. Tapi ukurannya Nabi. Kalau (perilaku) mereka tidak cocok dengan Nabi atau walaupun bisa terbang, tetap itu bukan wali,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Annur Bululawang, Malang, Jawa Timur itu.
Gus Fahrur menegaskan karomah tidak mungkin keluar dari tangan sembarang orang. Sebagaimana halnya mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad.
Mukjizat yang dimiliki nabi, kata dia, tidak pernah diobral. Nabi Muhammad membuktikan mukjizat sebagai karunia dari Allah pada waktu tertentu saja.
“Itu pun sifatnya hanya untuk menguatkan kenabian. Sementara wali juga begitu, ada karomah. Syekh Abdul Qodir Al Jailani pernah mengingatkan jangan kamu heran kalau ada orang bisa jalan di atas air atau terbang di angkasa, sebab burung bisa terbang dan ikan malah jalan di dalam air,” ujar Gus Fahrur.
Dengan penjelasannya, Gus Fahrur berharap masyarakat bisa lebih menyadari fenomena keanehan di luar nalar yang kerap terjadi. Melihatnya secara kritis agar tidak melulu tertipu dengan aksi sulapan-sulapan.
Nama Gus Samsudin mendadak viral lantaran warga sekitar meminta untuk menutup Padepokan Nur Dzat Sejati miliknya yang terletak di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Warga menilai tempat itu diduga melakukan penipuan bermodus pengobatan atau rukiyah.
Samsudin menolak desakan warga untuk menuntut padepokan setelah disebut melakukan praktik penipuan. Samsudin mengaku tetap akan membuka padepokan karena dirinya tidak bersalah dan tidak merugikan pihak manapun. Selain itu, dia mengklaim padepokan miliknya telah memiliki izin tempat dan praktik.
Samsudin juga pernah terlibat cekcok dengan salah seorang Youtuber ‘Pesulap Merah’ atau Marcel Radhival. Dalam video yang diunggah oleh akun Youtube Marcel Radhival, terlihat bahwa ia beberapa kali berseteru dengan Samsudin. Beberapa videonya kerap mematahkan aksi gaib dari sang ahli spiritual.