Selain itu, sambung dia, warga juga meminta agar petugas membuka pelayanan pengurusan dokumen penting secara jemput bola. Sebab, dokumen-dokumen penting milik warga terdampak kebakaran turut hangus dalam peristiwa itu.
Didata pascakebakaran, terdapat 54 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 154 jiwa kehilangan tempat tinggal. Penyebab kebakaran diduga akibat korsleting listrik.
Disinggung kondisi korban kebakaran, Insuwandi mengatakan, masalah trauma, apalagi kehilangan harta benda membuat tekanan psikologis bagi warganya.
“Ya harapan saya dari pihak-pihak yang terkait itu bisa bantu pendampingan psikologis, ini kan musibah, soal itu ya dilakukan susah untuk kita sendiri. Apalagi ini kejadiannya dari korsleting listrik, kejadian yang bukan kita buat,” tukasnya seraya menambahkan, warga korban kebakaran meminta pemerintah dimudahkan mengurus dokumen kependudukan, seperti e-KTP, SIM, ijazah dan surat tanah.
“Jadi dari pihak terkait tolong dibantu terutama khususnya Sudin Dukcapil Jakarta Timur. Kami berharap semoga kami nantinya diberikan kemudahan untuk mengurus berkas-berkas dokumen kependudukan. Di sini ada 54 KK, sekitar 150 jiwa,” ujarnya.