IPOL.ID.- Pertamina PDC menggeber pemberdayaan ekonomi komunitas di Desa Jambai Makmur, Kecamatan Kandis, Riau. Diketahui Kecamatan Kandis adalah salah satu wilayah yang berada di Kabupaten Siak, salah satu wilayah yang terlintas dalam proyek pipanisasi yang dikerjakan oleh Pertamina PDC.
Di wilayah ini terdapat potensi ekonomi komunitas yang perlu mendapat sentuhan lebih lanjut untuk memberi tambahan peningkatan ekonomi masyarakat. Budidaya jambu adalah salah satu contoh potensi daerah itu yang selama ini belum tersentuh.
Begitu juga batik Sakai yang pernah diinisiasi oleh Pertamina PDC masih memerlukan perhatian untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif, dan menjadi ikon unggulan lokal.
Corporate Secretary PDC, Budhi Kristianto, mengatakan, Pertamina PDC tahun lalu mengisiasi program pelatihan batik Sakai. Kini kembali hadir di masyarakat Kandis sebagai kelanjutan dari program sebelumnya.
“Program kali ini dilakukan dengan sejumlah improvement, yaitu mulai dari proses produksi, disain, bahan dasar pewarnaan alami dan sebagainya yang akan berdampak pada kecepatan produksi, peningkatan kualitas dan berujung pada pemasaran,” kata Budhi saat launching Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Batik Sakai dan Budidaya Jambu Kristal yang berlangsung di Desa Jambai Makmur, Kandis, belum lama ini.
Lebih lanjut dikatakan, di Kampung Minas Timur, Pertamina PDC hadir membina tidak kurang dari 20 orang ibu-ibu KWT dan 20 orang petani jambu. Mereka dilatih keterampilan mengolah buah jambu menjadi berbagai macam produk olahan dan varian.
“Kami melihat bahwa berbagai varian olahan jambu ini dapat menjadi tambahan penghasilan para petani mulai dari buah jambunya, bahkan daunnya juga bisa dimanfaatkan. Inovasi-inovasi ini kami kenalkan dan alhamdulillah mendapat respons positif dari para penerima manfaat,” terangnya.
Di tengah-tengah kesibukannya, Wakil Bupati Siak, Husni Merza, saat ditemui tim Pertamina PDC, mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan ini sekaligus kaget dan terharu. Pun bangga mendengar laporan hasil dan bukti yang disampaikan oleh Pertamina PDC.
Lebih lanjut Wakil Bupati Siak mengatakan, program batik Sakai yang telah diprakarsai oleh Pertamina perlu dikembangkan dan dilanjutkan. Kemudian didorong usahanya, sehingga menjadi sektor usaha baru yang mampu menggenjot kearifan lokal.
“Hal ini diharapkan dapat menjadi momen bagi perusahaan-perusahaan lainnya yang beroperasi di daerah Siak untuk dapat berperan aktif sebagaimana dicontohkan Pertamina PDC ini,“ tukasnya.
Husni pun berharap agar batik Sakai ini diakui keberadaannya dan perlu ditingkatkan, sehingga menjadi nilai tambah bagi masyarakat Siak. “Segera kita atur perijinan dan hal terkait lainnya agar bisa bersaing di kancah nasional maupun internasional,” harap Wakil Bupati Siak.
Senada disampaikan oleh Camat Kandis, Said Irwan bahwa batik Sakai akan dijadikan ikon Kecamatan Kandis. Sekaligus dapat menjadi objek wisata yang dapat menambah lapangan pekerjaan baru di Kecamatan Kandis. Untuk itu, perlu diupayakan tempat produksi atau rumah batik sebagai sentra industri. “Ini dapat menjadi catatan saat digelar Musrenbang nantinya,” tutur Irwan.
Program batik Sakai di Desa Jambai Makmur, Kecamatan Kandis, merupakan salah satu program cetusan Pertamina PDC dalam menghidupkan dan mengangkat kearifan lokal suku Sakai. Menjadi sebuah kerajinan batik yang bisa menjadi nilai tambah bahkan bisa menjadi pencaharian utama.
Sekitar 20 orang-ibu ibu hasil seleksi dari 40 orang yang terjaring di Desa Jambai Makmur mendapatkan pelatihan khusus membatik dari instruktur profesional. Dengan memanfaatkan limbah sampah rumah tangga sebagai bahan cetakan batik, dan warna alami tumbuh-tumbuhan sebagai bahan pewarnanya.
Pelatihan diarahkan dengan materi-materi produktif dari mulai membuat disain motif, cetakan dan kuas dari limbah, sampai dengan penghitungan produksi dan pemasaran, hingga kemasan untuk siap dipasarkan.
Sementara itu, untuk pelatihan pengolahan jambu dilakukan kepada para peserta penerima manfaat sejumlah materi. Baik teori maupun praktek cara membuat olahan-olahan jambu yang belum pernah didapatkan sebelumnya.
“Program ini akan diikuti dengan bantuan formalisasi perijinan dan kemasan guna memenuhi permintaan konsumen lebih luas,” katanya. (Joesvicar Iqbal/msb)