Sementara dengan bantuan subsidi upah Rp 150 ribu selama 4 bulan kepada buruh, menurut Said Iqbal, ini hanya ‘gula-gula saja’ agar buruh tidak protes. Menurutnya, tidak mungkin uang Rp 150 ribu akan menutupi kenaikan harga akibat inflasi yang meroket.
“Terlebih kenaikan ini dilakukan di tengah negara lain menurunkan harga BBM. Seperti di Malaysia, dengan RON yang lebih tinggi dari Pertalite, harganya jauh lebih murah,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Partai Buruh dan organisasi serikat buruh akan melakukan aksi unjuk rasa serentak untuk menolak kenaikkan harga BBM pada Selasa (6/9). Aksi ini nantinya akan dipusatkan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Adapun aksi ini untuk meminta pimpinan DPR RI memanggil Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri ESDM, dan para menteri yang terkait dengan kebijakan perekonomian. Juga agar dibentuknya Pansus atau Panja BBM oleh DPR.(Yudha Krastawan)