Arif menuturkan dengan adanya bahan baku kemaritiman khususnya bidang perikanan yang melimpah akan menciptakan smelter maritim/ food estate maritim yang akan membantu terwujudnya ketahanan pangan kemaritiman, penyerapan tenaga kerja, mendatangkan investasi kemaritiman di Indonesia Timur, terciptanya industri pertambahan nilai di Indonesia Timur. Di antaranya, fillet ikan, loin tuna, surimi, fishmeal, pengalengan ikan, dockyard, shipyard, pabrik karagenan (hasil turunan rumput laut Eucheuma Cottoni) dan sebagainya.
“Diharapkan juga bisa dilakukan Ekspor Langsung (Direct Call) ke negara pasar tujuan ekspor, karena akan menurunkan biaya logistik transportasi. Adanya efisiensi biaya transportasi dapat digunakan untuk meningkatkan harga beli dari nelayan lokal ataupun kapal kapal perikanan berukuran besar. Selain itu juga bisa dilakukan pengembangan perikanan budidaya di Indonesia,” ucapnya.
Menyangkut penggunaan ahli penangkapan ikan luar negeri (fishing master)di kapal perikanan berbendera Indonesia tidak perlu terlalu di permasalahkan selama ikan didaratkan di Pelabuhan Pangkalan. Hal ini juga bisa memberikan multiplier effect kepada ekonomi lokal mulai dari usaha bongkar muat, prosesing, penyediaan logistik supply hasil pertanian/ perkebunan ke atas kapal.