Mantan Kabareskrim Polri itu optimis peran dan pendekatan Polwan mampu menjadi salah satu kekuatan meraih kembali tingkat kepercayaan publik. Sigit mengibaratkan sosok Polwan sebagai Srikandi di dalam dunia pewayangan.
Karena Srikandi merupakan sosok perempuan yang memiliki kemampuan tidak kalah dengan seorang pria. Namun, sosok perempuan itu tetap memiliki sisi lemah, lembut, dan penuh kasih sayang. Menurutnya, karakter seperti itu menjadi salah satu kekuatan Polwan saat menjalankan tugas di lapangan.
“Di satu sisi rekan-rekan juga mampu melakukan penegakkan hukum yang tegas namun humanis sesuai ciri khas dan karakter Polwan. Namun pada saat melaksanakan tugas, rekan-rekan memiliki karakter khusus yang lebih menonjol dibandingkan dengan polki dan ini adalah kekuatan yang dimiliki oleh Polwan,” tambahnya.
Soal reformasi kultural dilakukan Polri dewasa ini, Sigit menyatakan hal itu dilakukan dengan dua metode, yakni, Rule Based Definition dan Value based Definition. Terkait, Rule Based Definition, katanya, cara itu telah berjalan menyerap dan mendengar aspirasi masyarakat. Contoh konkret adalah perubahan Perkap menjadi Perpol beberapa waktu lalu.