Kemudian, banyak tantangan kedepan yang akan dihadapi PJ gubernur DKI, seperti diketahui munculnya tiga nama yakni Heru Budi, Bahtiar, dan Marullah.
Menurut Priyo, seperti halnya Pak Heru semua tahu, dia adalah salah satu dari orang yang ada di sekitar lingkaran Presiden RI. Bisa saja terpilih, karena Presiden Pak Joko Widodo (Jokowi) yang menentukan.
“Tapi Bahtiar secara birokrasi bagus, salah satu dibalik layar yang ikut menyusun Undang-Undang tentang Pilkada serentak. Lalu Marullah, sekarang jabatannya Sekda DKI, saya kira reputasinya bagus. Namun memang jika beliau kesana nanti kursi sekda akan kosong, jadi akan dua kali kerja,” beber dia.
“Karena ini adalah penjabat gubernur DKI, Provinsi yang memiliki APBD jumbo sebesar Rp 82,4 triliun, terbesar se-Indonesia. Dan memiliki Aparatur Sipil Negara (ASN) birokrasi yang akan dipimpinnya terbesar ke-4, sampai 232 ribu lebih ASN,” tambahnya.
Priyo mengatakan, betapa penting DKI Jakarta ini jendelanya Republik Indonesia, sebagai barometer nasional. PJ gubernur DKI juga harus menyiapkan bagaimana nasib UU Nomor 29/2007 Jakarta sebagai Ibu Kota bagaimana? Sehingga ini menjadi pekerjaan rumah bagi PJ gubernur DKI.