IPOL.ID – Aksi unjuk rasa aliansi petani, buruh, dan nelayan yang tergabung dalam Komite Nasional Pembaruan Agraria (KNPA) serta mahasiswa di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, menyisakan banyak sampah, Selasa (27/9).
Terpantau sejumlah petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) setempat dikerahkan untuk membersihkan banyaknya sampah yang tercecer dalam aksi unjuk rasa tersebut.
Sampah yang berserakan di sekitar trotoar, taman, halte dan Jalan Raya Gatot Subroto, Tanah Abang, di luar areal Gedung DPR/MPR, perlahan-lahan disapu oleh sejumlah PPSU. Sampah seperti plastik, botol maupun gelas air mineral, kertas dan kardus dikumpulkan untuk kemudian dimasukkan kedalam tempat sampah yang disediakan oleh PPSU.
Terpantau sejumlah aparat gabungan dari Brimob dan Polres Metro Jakarta Pusat, juga masih berjaga-jaga di lokasi sekitar demonstrasi. Petugas Unit Lantas Polres Metro Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya pun terus berupaya mengurai kemacetan arus lalu lintas (lalin) dari arah pintu masuk Tol Senayan, Komdak mengarah kawasan Grogol, Petamburan, Tanah Abang.
Salah satu peserta pengunjuk rasa Ade Parman, 45, asal Pangandaran, Jawa Barat, mengatakan, dia bersama warga Pangandaran lainnya, sudah berangkat dari rumah sejak Senin (26/9) sore kemarin. Semalaman jalan untuk unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR ini.
“Kami menuntut agar ada keadilan bagi warga Pangandaran, karena banyak kasus penyerobotan tanah diduga dilakukan oleh pihak perusahaan besar khususnya di daerah Cingkencereng, Pangandaran Pak,” kata Ade lesu ditemui ipol.id, Selasa (27/9).
Setelah beberapa perwakilan pengunjuk rasa diterima oleh anggota DPR/MPR RI untuk bernegosiasi. Para pengunjuk rasa, termasuk Ade akan langsung kembali pulang ke rumah masing-masing.
“Semoga apa yang disuarakan oleh warga Pangandaran dan daerah lainnya ada solusi dan dapat dituntaskan berbagai persoalan seperti penyerobotan tanah, berkurangnya subsidi BBM dan masalah lainnya yang dirasakan Petani juga dirasakan telak oleh rakyat,” harap Ade.
Usai aksi unjuk rasa, petugas polisi terus berupaya mengatur arus lalin dan pengawalan di sekitar lokasi aksi. Sebab, para pengunjuk rasa harus sedikit berjalan kaki dari depan Gedung DPR/MPR melawan arah untuk kembali ke bus-bus yang terparkir disekitar Senayan, Gelora Bung Karno (GBK) dan sekitar Kantor TVRI. (Joesvicar Iqbal)