Banjir juga telah merusak atau menghancurkan 17.566 sekolah di seluruh negeri.
Yang semakin membahayakan pendidikan anak-anak setelah dua tahun penutupan terkait Covid.
Badan-badan bantuan mengatakan bahkan jika banjir surut, negara itu menghadapi jalan panjang menuju pemulihan.
“Yang selamat harus mulai dari awal,” kata Aurelie Godet, juru bicara Medecins du Monde, sebuah organisasi bantuan kemanusiaan yang telah bekerja di Pakistan sejak 1966.
“Ini tidak akan berakhir dalam dua bulan, mereka membutuhkan bantuan jangka panjang,” ujarnya dilansir CNN, Minggu (4/9).
Dua provinsi yang terkena dampak paling parah adalah Balochistan dan Sindh, di Pakistan selatan, di mana infrastruktur dan sistem air telah rusak.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menyerukan bantuan dari masyarakat internasional. Sharif memperkirakan bahwa pekan lalu bencana itu telah menyebabkan kerugian lebih dari USD 10 miliar akibat kerusakan infrastruktur, rumah dan pertanian.
Pusat Koordinasi dan Tanggap Banjir Nasional telah dibentuk dan Organisasi Kesehatan Dunia telah mengeluarkan USD 10 juta untuk merawat yang terluka, mengirimkan pasokan ke fasilitas kesehatan, dan mencegah penyebaran penyakit menular. Tiongkok dan Inggris juga telah menjanjikan jutaan bantuan ke negara itu.