IPOL.ID – Tidak kurang dari 129 orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, pascalaga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10).
Bencana dimulai saat para suporter Arema menyerbu ke lapangan seusai timnya kalah melawan Persebaya Surabaya. Pihak keamanan pun melakukan tindakan pencegahan, salah satunya menembakkan gas air mata untuk mengurai massa.
Gas air mata juga ditembakkan pihak keamanan ke arah tribun. Tembakan gas air mata membuat ribuan suporter panik dan berebut berhamburan keluar stadion.
Akibatnya, ada suporter yang menjadi korban lantaran kehabisan oksigen dan juga luka-luka akibat terinjak-injak.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang ini pun tercatat sebagai tragedi terbesar kedua dalam sepanjang sejarah sepak bola dunia.
Berdasarkan data Priceconomic, korban tewas dalam musibah di Stadion Kanjuruhan Malang melewati kasus yang pernah terhadi di Accra Sports Stadium, Accra, Ghana.
Dalam kerusuhan sepak bola yang terjadi pada 5 September 2001, ada 126 orang meninggal dunia. Sedangkan insiden dengan korban nyawa paling banyak dalam kerusuhan sepak bola terjadi di Estadio Nacional, Lima, Peru, pada 24 Mei 1964. Peristiwa itu membuat 328 orang meninggal dunia.