IPOL.ID – Survei FedEx Express terbaru menyatakan ekonomi digital Asia Tenggara diperkirakan akan tumbuh hingga mencapai USD363 miliar pada tahun 2025. Angka ini melampaui perkiraan sebelumnya yang sebesar USD300 miliar. Hampir setengah dari pertumbuhan tersebut berasal dari Indonesia .
Dalam rilis yang diterbitkan FedEx di Jakarta Rabu (5/10/22), tren e-commerce menunjukkan bahwa Usaha Kecil Menengah (UKM) dan konsumen sepakat bahwa masih ada ruang untuk pertumbuhan sektor e-commerce yang sudah booming sebelumnya.
Survei What’s Next in E-Commerce meninjau usaha kecil dan menengah (UKM) dan konsumen di 11 pasar di kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah dan Afrika (AMEA) pada Juli 2022 untuk mengeksplorasi evolusi berkelanjutan dari e-commerce di wilayah tersebut serta mengidentifikasi tren guna mendorong pertumbuhan mereka di masa depan.
“COVID mempercepat gaya hidup masyarakat ke titik di mana belanja online dinormalisasi di semua wilayah, bahkan terhadap generasi yang lebih tua, dan tidak ada jalan untuk kembali. Maka itu, e-commerce akan mengambil proporsi dari total pengeluaran konsumen,” kata Kawal Preet, presiden Asia Pasifik, Timur Tengah dan Afrika (AMEA) di FedEx Express.
Dikatakan dengan semakin banyaknya orang yang berbelanja online, preferensi konsumen akan semakin mutakhir. Saat UKM dan pedagang online mengembangkan platform penjualan online mereka, survei kami mengungkapkan peluang bagi bisnis untuk memanfaatkan apa yang diinginkan konsumen.
“Pengalaman pelanggan merupakan kekuatan yang mendorong e-tailer untuk terlibat dengan pelanggan mereka dan bagaimana kami berinovasi dalam solusi pengiriman kami. Melalui portofolio yang diperluas dan khusus dikembangkan untuk bisnis e-commerce, FedEx berada di posisi yang tepat untuk mendukung perubahan ekspektasi konsumen dan kelanjutan pertumbuhan e-commerce,” ujar KAwal Preet.
Tumbuh
Menurut survei FedEX, Asia Pasifik yang mencakup pasar e-commerce terbesar di dunia seperti India, Tiongkok, Jepang, dan Korea , akan meraup jumlah dari penjualan e-commerce mencapai USD2,09 triliun pada 2022. Hal ini berkat 57 persen populasi di kawasan ini melakukan belanja online .
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat nilai transaksi e-commerce di Indonesia, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, mencapai USD7,2 miliar (Rp108,54 triliun) selama kuartal pertama 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu YOY .
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan transaksi e-commerce tahun ini diperkirakan mencapai USD35 miliar (Rp526 triliun), meningkat 31,2% dari capaian tahun 2021 yang sebesar USD26 miliar (Rp401 triliun) .
Baik UKM maupun konsumen semakin matang dalam penggunaan e-commerce dan kedua belah pihak sepakat bahwa pemanfaatan e-commerce yang didorong oleh pandemi akan tetap ada. Delapan dari sepuluh UKM percaya, e-commerce akan menjadi lebih penting bagi bisnis mereka dalam tiga tahun ke depan, dan sembilan dari sepuluh percaya bahwa mereka siap menghadapi tantangan yang ada. Sebanyak 80 persen konsumen melaporkan bahwa e-commerce telah mengambil bagian yang lebih besar dari total transaksi mereka selama tiga tahun terakhir, sementara 71 persen melihat peningkatan lebih lanjut ke depan.
UKM di India, Malaysia, Filipina, dan Vietnam termasuk yang paling optimistis terhadap pertumbuhan e-commerce dalam tiga tahun ke depan, berdasarkan sentimen yang dibagikan oleh konsumen di pasar yang sama . E-commerce saat ini mewakili kurang dari 6 persen dari total penjualan ritel di masing-masing pasar. Sementara itu pertumbuhan UKM dan konsumen di Jepang dan Korea Selatan terlihat memiliki potensi paling kecil untuk pertumbuhan signifikan di masa depan. (timur arif)