IPOL.ID – DPR membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) guna memenuhi tambahan kebutuhan energi di lingkungan kompleks Parlemen.
Langkah itu diapresiasi sebab hal tersebut sesuai dengan tren dunia yang saat ini sedang melakukan transisi energi ke yang lebih ramah lingkungan.
Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan penggunaan panel surya di kompleks parlemen menjadi komitmen dewan dalam upaya menyelamatkan bumi dari ancaman perubahan iklim.
Selain itu, untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG’s) yang menjadi agenda dunia.
Diketahui DPR RI tengah menggodok legislasi yang akan membantu mendorong lebih pesatnya transisi Indonesia ke energi baru dan terbarukan yakni melalui RUU EBT (Energi Baru dan Terbarukan). Dukungan yang sama juga diberikan lewat fungsi anggaran dan pengawasan.
“Termasuk melalui kebijakan-kebijakan yang environmentally friendly atau ramah lingkungan, salah satunya penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai bentuk pengurangan emisi di lingkungan parlemen sendiri,” kata Puan dalam keterangan tertulis dikutip pada Sabtu (1/10/2022).
Pihaknya tengah terus berupaya untuk mengkampanyekan pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau. Hal itu diwujudkan tidak hanya melalui fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan saja. Namun juga dimulai dari internal DPR RI.
“Bukan hanya penggunaan solar cell saja, keseluruhan unit dan satuan kerja di lingkungan DPR juga sudah memulai budaya kerja baru dengan menerapkan paperless, zero plastik, rendah emisi, serta pengelolaan sampah yang ramah lingkungan,” terang Puan.
“DPR berharap bisa menjadi pelopor pembangunan hijau di Indonesia, khususnya di instansi atau lembaga-lembaga negara,” imbuhnya.
Sementara itu, Expert Panel on ESG & Sustainable Development, National Center for Sustainability Reporting (NCSR) Indonesia Stella Septania Farronikka apa yang dilakukan oleh DPR sesuai dengan tren yang sedang berkembang di dunia.
“Dunia tengah gencar melaksanakan transisi energi ke energi bersih, rendah karbon, dan terbarukan demi mengatasi krisis iklim yang mengancam kita semua. Pembangunan PLTS oleh DPR merupakan bentuk komitmen dan aksi nyata terhadap upaya global tersebut,” kata Expert Panel on ESG & Sustainable Development, National Center for Sustainability Reporting (NCSR) Indonesia Stella Septania Farronikka.
Dia mengatakan, panel surya tersebut berkapasitas mencapai 1.955 KWp. Kapasitas total daya tersebut mampu menghasilkan lebih dari 222.200 KWH energi listrik. Diestimasi, pemanfaatan energi surya ini mampu memasok 13,6% dari total kebutuhan energi listrik untuk kompleks Parlemen Senayan.
“Pembangunan ini menunjukkan parlemen kita serius menyikapi krisis iklim. DPR kita aware, care dan terus take action untuk memastikan Indonesia memainkan peranannya dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs), dalam hal ini spesifik mendukung SDGs 7 (energi bersih) dan SDGs 13 (aksi untuk iklim),” kata Stella.
Selain panel surya yang dipasang di atap-atap gedung dalam kompleks parlemen, DPR juga membangun panel-panel surya tersendiri yang diberi nama Monumen Energi Surya Indonesia (MESI). Bangunan ini berada di Taman Energi yang berada di depan Gedung Kura-kura DPR dengan total daya terpasang sebesar 150,48 KWp.
Reduksi emisi karbon dari pemanfaatan energi surya di kompleks parlemen ini mencapai 183,84 ton CO2eq atau setara dengan kemampuan penyerapan karbon oleh 252 pohon. Di samping reduksi emisi karbon, penggunaan PLTS mampu menghemat anggaran biaya mencapai Rp 2,4 miliar per tahun.
“Tentunya ini sejalan dengan apa yang Indonesia sepakati di Paris Agreement, bahwa kita bersama-sama dengan 169 negara di dunia akan mencegah perubahan iklim, salah satunya dengan mendorong penggunaan energi baru dan terbarukan seperti solar panel,” ujarnya.
Stella berharap langkah tersebut diikuti oleh gedung-gedung pemerintah dan instansi lainnya. Karena hal tersebut bisa berdampak baik terhadap perubahan iklim yang sedang terjadi.
“Saya harap langkah ini dapat diikuti oleh gedung-gedung pemerintahan, perkantoran, pabrik-pabrik, perumahan, dan lainnya. Karena mencegah perubahan iklim butuh peran serta kita semua,” ujarnya. (Far)