“Pasangan Ganjar-AH dimungkinkan jika terjadi koalisi antara PDIP dan KIB (Golkar, PAN dan PPP). Koalisi ini potensial membentuk pemerintahan kuat,” tukasnya.
PDIP dan Golkar bukan saja mewakili dua partai terbesar hasil pemilu 2019. Tapi koalisi ini juga mewakili dua segmen pemilih terbesar yakni nasionalis (PDIP, Golkar) dan Islam (PAN, PPP). “Restu Megawati dan Puan memainkan peran penting memungkinkan terwujudnya pasangan ini,” paparnya.
Dinamika politik hingga Pilpres 2024, 14 bulan dari sekarang, tetap membuka kemungkinan naik dan turunnya elektabilitas. Simulasi pertama, kata dia, Ganjar-AH paling disukai. Pemilih yang menyukai pasangan Ganjar-AH berada diangka 24,9%. Pemilih yang menyukai pasangan Prabowo-Anies berada di angka 14,8%, dan menyukai pasangan Anies-AHY diangka 13.4%.
Simulasi kedua, terhadap tiga pasang Capres-Cawapres (Ganjar-AH vs Prabowo-Muhaimin vs Anies-Puan). Di sini Ganjar-AH mendapatkan elektabilitas tertinggi diangka 31,1%.
Urutan kedua, Prabowo-Muhaimin diangka 29,6%, dan posisi ketiga, Anies-Puan diangka 14,1%. Simulasi ketiga, pilihan terhadap tiga pasang Capres-Cawapres dengan komposisi (Ganjar-AH VS Prabowo-Puan, VS Anies-AHY). Untuk Ganjar-AH menempati posisi pertama, elektabilitas diangka 30%.