IPOL.ID – Kemajuan dunia teknologi juga dimanfaatkan untuk menciptakan berbagai inovasi dalam dunia kesehatan. Saat ini banyak platform kesehatan yang bisa digunakan secara gratis untuk mengetahui bagaimana kondisi fisik kita, mengecek kesehatan secara online bahkan konsultasi dengan Dokter bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun melalui ruang digital.
Dalam webinar tentang “Inovasi Kesehatan di Era Digital”, belum lama ini, dr RA Adaninggar mengatakan, sebelum adanya teknologi kesehatan, jarak menjadi menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan.
“Pelayanan kesehatan dahulu susah karena jarak antara pasien dengan profesional kesehatan jauh, saat ini dengan adanya Telemedicine profesional kesehatan bisa memberikan informasi valid dan diagnosis, tatalaksana dan pencegahan suatu penyakit pasien dari jarak jauh,” katanya dalam webinar yang diadakan Kementerian Kominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi.
“Telemedicine memudahkan semua orang yang membutuhkan informasi kesehatan dari ruang digital. Edukasi kesehatan saat ini juga sangat mudah kita dapatkan dengan mengikuti Tele-edukasi dan Tele-training yang diadakan melalui webinar oleh tenaga profesional meskipun dari luar negeri,” tambahnya.
Dosen Manajemen Informasi Kesehatan Politeknik Jember, Muhammad Yunus, menghimbau netizen untuk menggunakan ruang digital yang sehat. “Jadikan media digital seperti media sosial yang sehat dan aman bagi mental dan fisik kita agar tidak menimbulkan berbagai masalah di kemudian harinya. Terapkan budaya pancasila dalam ruang digital agar tidak menimbulkan perpecahan,” jelasnya.
Sementara, Direktur Eksekutif Portkesmas Michael Pratama Santoso mengatakan, banyak masalah di dunia kesehatan saat ini basisnya adalah komunikasi. “Gap komunikasi antara tenaga kesehatan dan pasien disebabkan oleh pendidikan dan literasi di Indonesia yang masih rendah, baik itu literasi digital maupun literasi kesehatan,” katanya.
Belajar dari masalah tersebut, peningkatan literasi masyarakat menjadi jalan keluarnya. “Inovasi kesehatan menjadi hal yang bisa memecahkan masalah Gap antara tenaga kesehatan dengan pasien. Setelah literasi digital dan literasi kesehatan diwujudkan, maka kita bisa memanfaatkan berbagai inovasi aplikasi kesehatan untuk mengakses layanan kesehatan dari jarak jauh tanpa adanya batasan jarak lagi,” tambah Michael.
Erviana Hasan. jurnalis dan relawan Mafindo mengimbau pengguna media digital, khususnya kesehatan digital untuk mewaspadai hoax. “Selama pandemi kemarin penyebaran informasi bohong tentang kesehatan paling banyak tersebar. Kita tidak bisa memungkiri tingkat literasi masyarakat kita yang masih rendah menyebabkan masyarakat kita mudah termakan informasi bohong,” tuturnya.
Dalam Materinya, Erviana mengajak pengguna ruang digital untuk lebih selektif dalam mencari informasi kesehatan di ruang digital “Cek sumber dan kelengkapan informasi yang kita dapat di ruang digital, jangan termakan dengan judulnya saja tapi baca seluruh informasi sampai selesai. Terakhir pastikan informasi yang kita baca benar dan tidak share sembarangan suatu informasi,” pungkas Erviana. (ahmad)