“Siapa yang terlibat, bagaimana mendapatkannya, atau mungkin apakah ini pekerja personal, atau jaringan,” tambahnya.
Jadikan ini satu momentum untuk membuat terang benderang perkaranya. Selanjutnya, penting sebagai refleksi bagi Polri untuk kemudian memperbaiki kinerja, sistem, pengawasan, promosi mutasi dan lain sebagainya.
Setelah kasus Sambo, tragedi Kanjuruhan, dan kasus yang (heboh) sekarang ini, satu keadaan secara institusional menurunkan citra Polri di mata masyarakat. Setelah kasus Sambo berbenah, muncul kasus Kanjuruhan yang menurunkan lagi tingkat kepercayaan publik terhadap citra Polri.
“Belum selesai Kanjuruhan, baru selesai Tim Gabungan Pencari Informasi dan Fakta bekerja dilaporkan pada hari ini, baru selesai ditetapkan beberapa orang jadi tersangka. Muncul kasus ini, ini tentunya menjadi refleksi secara apa yaitu nyata, jujur, apa yang terjadi kepada para penegak hukum itu?” katanya.
Sehingga harus ada koreksi total terhadap fenomena yang belakangan ini terjadi. Kemudian serahkan mekanisme hukum ini secara produktif, transparan, akuntabel profesional, dan lokalisir artinya minimalisir kegaduhan. “Sehingga semuanya berada sesuai pada koridor hukum,” urai Suparji.