Dalam simulasi empat poros, pasangan Anies-AHY kembali unggul dengan elektabilitas 38,4 persen, melawan pasangan Puan – Andika Perkasa (6,9 persen) yang didukung PDI-P, pasangan Airlangga – Ridwan Kamil (5%) yang didukung koalisi KIB Golkar-PAN-PPP, dan pasangan Prabowo – Khofifah Indar Parawansa (33,8 persen) yang didukung koalisi Gerindra-PKB.
Pasangan Anies-AHY tetap unggul dengan elektabilitas 32 persen ketika kombinasi pasangan Capres-cawapres dari KIB diganti menjadi Ganjar-Erick Thohir (29,5 persen) dan pasangan Gerindra-PKB menjadi Prabowo-Muhaimin Iskandar (25,5 persen). Pasangan Puan-Andika yang didukung PDI-P memperoleh 3,1 persen.
Menurut Pangi Chaniago, Anies dipilih karena alasan rasional. “Sebab Anies dianggap berprestasi saat menjadi Gubernur DKI Jakarta,” kata Pangi.
Dalam Pilpres 2024 nanti, Pangi menegaskan Cawapres menjadi faktor penentu karena elektabilitas para kandidat Capres tidak ada yang menonjol.
“Kandidat berlatar belakang militer seperti AHY unggul karena alasan psikologis, yaitu tegas,” jelas Pangi. (Pin)