“Kemampuan memberikan informasi tambahan ini membuka peluang bagi audiens untuk mendapatkan dua sumber informasi, yang pertama dikendalikan oleh pemilik akun aplikasi, dan yang di luar kendali langsung pemilik akun aplikasi,” lugas Guru Besar Periklanan tersebut.
Lebih lanjut Prof. Rudy memaparkan bila kehadiran smartphone yang sangat portabel dan terkoneksi sepanjang waktu tidak hanya memperluas kemampuan penyebaran informasi, dan potensi perubahan pemahaman baru, perubahan sikap, dan perubahan perilaku. Semua perubahan ini dapat menyebabkan misi interpretasi tentang apa yang memulai komunikasi. Penyebaran informasi mengubah interpretasi isi komunikasi dan bahkan mengubah seseorang.
Perbedaan informasi ini berpotensi mengubah penilaian, daya tarik, dan kredibilitas konten yang disampaikan oleh pemilik akun aplikasi sosial. Komunikasi interpersonal di media sosial berasal dari diri sendiri dan pengguna situs lainnya. Jika informasi ini saling bertentangan, maka akan sulit untuk menarik kesimpulan tentang apa sebenarnya isi informasi yang ingin disampaikan dan justru menjadi hambatan komunikasi.