“Karena kadang-kadang di satu tempat sudah surut, tapi di tempat lain masih terendam. Ya kita belum aman menyalakan listrik karena satu gardu dengan gardu lainnya berhubungan,” katanya.
Selama ini, ungkap Doddy, PLN juga bekerja sama dengan tokoh masyarakat, ketua RT/RW dan lainnya untuk memberi pemahaman kelistrikan kepada warga saat cuaca ekstrem.
Tidak hanya saat hujan dan banjir, jelasnya, pemahaman keselamatan penggunaan listrik juga diberikan kepada warga untuk mencegah musibah kebakaran. Sebab, 70 persen kebakaran di Jakarta terjadi akibat korsleting listrik.
“Misalnya dengan edukasi oleh Kementrian SDM bahwa seluruh fasilitas dan rumah yang memanfaatkan listrik. Jaringannya harus memiliki sertifikat layak operasi. Sertifikat layak operasi itu ada masa berlakunya misalnya 10 tahun, masa berlaku itu memang harus diperiksa ulang,” tegasnya. (Pin)