Kemudian dilema Airlangga misalnya, maju sebagai Capres (tapi elektabilitas belum tinggi) atau fokus menjadi cawapres bagi capres yang potensial menang. “Dilema Prabowo misalnya, kesulitan mencari cawapres di luar PKB. Sedangkan PKB bersikukuh harus Cak Imin Cawapresnya,” ulasnya.
Saat ini, sambungnya, 14 bulan menjelang Pilpres 2024, empat king maker menonjol dengan alasannya masing-masing. King maker pertama, Megawati merupakan Ketua Umum dan sosok sentral di PDIP.
PDIP yang sudah mengantongi tiket penuh tuk bisa mencalonkan pasangan presiden di Pilpres 2024. Raihan kursi PDIP di DPR RI sebanyak 128 kursi (setara 22,26%) melampaui persyaratan minimal mengajukan pasangan capres-cawapres 2024 sebanyak 20%.
King maker kedua, Airlangga, Ketua Umum partai Golkar dan inisiator dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
KIB merupakan koalisi terdiri dari Partai Golkar dengan jumlah kursi 85 kursi (14,78%), PAN dengan jumlah kursi 44 kursi (7,65%), dan PPP dengan jumlah kursi 19 kursi (3,3%). “KIB juga sudah mengantongi tiket. Jumlah kursi koalisi ini sebanyak 148 kursi (25,73%),” ungkapnya.