Dilema kedua, Nasdem tetap di pemerintahan atau keluar dari pemerintahan. Dilema ketiga, dalam mengusung Anies akan membawa slogan penerus Jokowi atau antitesa Jokowi.
Dilema keempat, menampung partai oposisi PKS atau Demokrat (dengan AHY sebagai Cawapres Anies), atau memoderatkan diri bergabung KIB dengan Airlangga sebagai Cawapres.
Kemudian Megawati, melihat elektabilitas dua kader PDIP dan Prabowo jika diurut pada peringkat pertama ada Ganjar dengan elektabilitas 25,8%. Peringkat kedua, Prabowo 23,9%. Peringkat ketiga, Puan Maharani sebesar 2,9%.
Dilema Megawati, membuat kader PDIP menjadi cawapres Prabowo (bagi Puan atau Ganjar), atau meninggalkan Prabowo, dan kader PDIP maju sebagai capres.
Dilema kedua, jika menyerahkan Puan sebagai Cawapres Prabowo, Ganjar akan dipinang partai lain sebagai Capres.
Dilema ketiga, jika menyerahkan Ganjar menjadi Cawapres Prabowo, bukankah elektabilitas Ganjar lebih tinggi dan PDIP partai lebih besar dibandingkan Gerindra?
Dilema keempat, jika Ganjar dipilih maju Capres PDIP siapa wakilnya? Mustahil Cawapres Ganjar adalah Prabowo karena Prabowo ingin tetap menjadi Capres (ini berarti PDIP tidak berkoalisi dengan Gerindra). “Pilihan tersisa bagi PDIP cawapres dari KIB, atau dari PKB, kalangan NU”.