Hadirnya kebijakan ‘Tight Money Policy’ dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar dengan menaikkan suku bunga bank, membuat bunga pinjaman dan suku bunga naik dan high risk asset tidak lagi menarik, membuat dunia usaha menempatkan uangnya pada instrument low risk asset yang menyebabkan banyaknya PHK dan pengurangan karyawan secara massal.
Tak hanya itu, Perang Russia vs Ukraina juga menjadi dampak utama resesi, ini dikarenakan Rusia yang merupakan pom bensin dunia, sumber minyak dan gas, akibat perang yang terjadi maka pasokan energi ke seluruh dunia menjadi terganggu. Selain krisis energi, krisis pangan juga terjadi akibat Ukraina yang merupakan negara penghasil gandum terbesar di dunia, tidak dapat lagi mengirimkan produk gandumnya.
Kendati demikian, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan ada negara-negara yang terbilang cukup baik ekonominya dan kuat dari guncangan resesi mendatang. Indonesia, menurutnya, merupakan salah satunya.
Sebab Indonesia sendiri telah berdamai dengan Covid-19 dan kembali bertumbuh perekonomiannya sejak Kuartal II 2020. Pertumbuhan ekomoni Indonesia tercatat di angka 5,44 persen dan tingkat inflasi masih terkendali di 5,9 persen.