Selain itu suku bunga bank di Indonesia relatif terjaga baik. Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan pada Oktober 2022 menjadi 4,75 persen yang turut berpengaruh pada bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) perbankan.
Pada sektor properti sendiri, setiap terjadinya siklus energi booming, maka akan diikuti oleh properti booming. Misalnya pada 2003, pasar properti terus melonjak sejak krisis ekonomi 1998. Begitu juga pada 2012, properti malah melonjak setelah krisis dunia pada 2008 dikarenakan harga komoditas yang naik 2x lipat, diikuti harga properti yang semakin meroket dikarenakan permintaan pasar tinggi dengan supply yang rendah serta tingginya likuiditas masyarakat.
Pada 2023, properti booming dapat kembali terjadi dikarenakan harga komoditas bisa naik hingga 4x lipat yang disertai melonjaknya harga konstruksi yang menyebabkan supply properti menurun, namun demand akan tetap tinggi akibat suku bunga bank yang rendah. Belum lagi dengan kepemilikan properti bagi WNA semakin dimudahkan dan harga tanah yang cenderung stabil, properti akan makin jadi incaran bagi mereka yang ingin berinvestasi secara aman.