“Dalam kondisi hantaman badai Covid-19 lalu, saya berpikir keras agar organisasi PSSI yang saya ketuai harus tetap berjalan. Saya berusaha agar tidak ada klub yang terlalu merugi karena kompetisi terhenti dan pemain sebagai unsur klub juga masih bisa mendapat penghidupan yang layak,” tuturnya.
“Alhamdulillah, ujian Covid-19 dapat diatasi. Kompetisi baru bisa dilaksanakan dalam masa pandemi sejak September 2021. Kondisi ini tercipta karena PSSI selalu mengedepankan komunikasi dengan pemerintah yakni dengan bapak Presiden Joko Widodo, Menpora, Menkes, Mendagri, BNPB, Satgas Covid-19 Nasional, TNI, Polri, dan tentunya dengan pemerintah daerah,” ucapnya.
Dalam setiap menghadapi ujian, yang paling penting katanya, perlu bersikap dan berpikir yang jernih dan benar, termasuk ketika mengalami terjadi tragedi Kanjuruhan. “Kita senantiasa berpikir jernih agar organisasi berjalan sesuai aturan dan sepakbola tidak boleh berhenti, sepakbola tidak boleh mati. Alhamdulillah, sejak 5 Desember 2022, Liga 1 bergulir kembali. Itu artinya Allah SWT memberikan berkah terhadap sepakbola karena jika kita amati lebih dalam, sepakbola itu hidup untuk kemaslahatan umat,” pintanya.