IPOL.ID – Warga bersama TP PKK dan Sudin Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur (Jaktim) melakukan panen di lahan urban farming RW 02, Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (27/12).
Lokasi yang dimanfaatkan oleh warga setempat merupakan lahan tidur yang dahulunya dijadikan tempat pembuangan sampah liar. Kader PKK RW, kelurahan/kecamatan bersama jajaran Sudin KPKP Jaktim melakukan panen bersama di lahan seluas 500 meter persegi.
Hasil panen langsung ditimbang dan dijual ke warga sekitar. Di lokasi itu banyak ditanami aneka sayur seperti cabe rawit, terung, singkong, aneka tanaman obat keluarga (toga), kol, hingga kolam gizi dipenuhi ribuan kolam ikan Nila.
Kasudin KPKP Jakarta Timur, Ali Nurdin mengatakan, panen kubis bersama warga di lahan urban farming RW 02 Malaka Sari ini. Lahan fasum milik Pemprov DKI ini dimanfaatkan warga untuk urban farming. Pihaknya melakukan pembinaan dan membantu suplai benih maupun pupuknya.
“Diharapkan ini dapat menjadi percontohan di Jakarta Timur. Kami melakukan pembinaan setiap saat dan memberikan bantuan agar urban farming RW 02 Malaka Sari tetap eksis dan membangkitkan perekonomian warga,” tutur Ali.
Menurutnya, hasil panen hari ini tercatat ada 60 biji kok dengan berat rata-rata 1,5 kilogram per biji. Setelah ditotal jumlahnya mencapai 1 kwintal.
Lurah Malaka Sari, Rusli Abidin menjelaskan, di wilayahnya saat ini sudah ada tiga lahan urban farming yaitu di RW 02, 03 dan 05. Seluruhnya dijadikan lahan urban farming. Pihaknya juga memberikan motifasi dan pembinaan pada kelompok tani di lahan urban farming tersebut.
Kegiatan ini sangat positif karena selain memanfaatkan ruang terbuka sebagai juga dapat membangkit perekonomian pasca pandemi COVID-19.
“Ini merupakan panen ke empat di lahan urban farming RW 02. Sebelumnya pihaknya memanen sayur kangkung pakcoy, cabe dan sekarang kol atau kubis,” ujar Rusli.
Sementara, Ketua RW 02 Malaka Sari l, Naskur menambahkan, pihaknya mengucapkan terimakasih dan apresiasi pada kelurahan/kecamatan dan Sudin KPKP yang telah mendukung penuh kegiatan urban farming ini.
Di lahan seluas kurang lebih 500 meter persegi ini dijadikan urban farming. Dahulunya lahan tidur itu dijadikan tempat pembuangan sampah liar. Mulai dari sampah rumah tangga, material bekas hingga perabot rumah tangga. Sehingga lingkungan terlihat kumuh dan semrawut.
“Sudah hampir setahun ini lahan kita manfaatkan untuk urban farming. Hasilnya alhamdulillah, selain lingkungan menjadi hijau, asri juga warga bisa menikmati hasilnya. Warga ikut konsumsi sayur mayur maupun ikan di lahan ini,” tukas Naskur.
Menurutnya, lahan ini sempat ditelantarkan begitu saja selama kurang lebih 30 tahun. Pihaknya menggandeng kelurahan melakukan kerjabakti menata lahan tidur ini menjadi urban farming menghasilkan. Lahan dikelola oleh sembilan RT berikut kader PKK dan dasawisma. Namun setiap hari ada tiga orang berjaga mengurus lahan.
“Hasil panen sayur mayur dibagikan ke warga dan pengelola. Sebagian lagi dijual dan uang hasil penjualan untuk operasional urban farming,” pungkas Naskur. (Joesvicar Iqbal)