“Kami berusaha menyusun roadmap dari setiap program, memperhatikan proses pemanfaatan bantuan tersebut, kemudian kami melakukan penilaian dan perhitungan efektifitas program itu menggunakan metode Social Return of Invesment (SROI),” sambung Darmawan.
Darmawan menambahkan, ke depan PLN akan terus meningkatkan dan mendorong lahirnya pemerataan dan perkembangan ekonomi masyarakat melalui program TJSL PLN peduli. Dengan pendampingan dan pelatihan keterampilan kelompok UMK, PLN berharap bisa mendorong terciptanya green ekosistem.
“Melalui pelatihan dan pendampingan ini kami berharap mampu menjadi episentrum ekonomoni kerakyatan berbasis potensi lokal sehingga memunculkan terobosan dan pendekatan usaha yang memperhatikan kepentingan sosial itu sendiri,” pungkas Darmawan.
Salah satu kisah sukses penerima manfaat TJSL PLN adalah Kelompok Tani Muda Sejahtera yang mengusung konsep pengembangan tanaman rempah organik, olah produk, hingga taman wisata rempah atau edufarm. Kelompok tani ini terbentuk dari korban pemutusan hubungan kerja (PHK) saat pandemi Covid-19 melanda Kota Mataram.