Ketua Kelompok Tani Muda Sejahtera, Shafwan, menceritakan TJSL PLN telah membantu mereka memiliki lahan untuk pengembangan rempah. Sehingga, kini mereka berkembang menjadi eduwisata farming dengan omzet berkisar Rp50 juta-60 juta per bulan.
“Waktu itu banyak dari anggota kelompok kami yang mengalami PHK. Kemudian melalui kolaborasi, pembinaan, pendampingan, hingga teknik pemasaran dari PLN, saat ini kami dapat membiayai hidup anggota keluarga dan terus berusaha mengembangkan potensi dari kelompok kami sendiri,” kata Shafwan.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMKN 3 Mataram Ruju Rahmad manambahkan, program kolaborasi antara sekolah dengan PLN sangat membantu peningkatan branding sekolah. Khususnya, dalam kompetensi guru dan siswa melalui karya inovasi untuk Produk Teaching Factory yang berupa riset kendaraan listrik.
“Terima kasih banyak kepada TJSL PLN atas support dan kerja samanya, semoga ke depan kita akan fokus dalam peningkatan SDM di bidang konversi energi. Semangat ini harus digelorakan dan diimplementasikan untuk mendukung program Net Zero Emission pemerintah,” tutup Ruju. (Yudha Krastawan)