“Mengenai anggaran, menggunakan APBD, prosesnya melalui e-katalog. Jadi, kalau ada produk dalam negeri, kita beli. Kita fokusnya di situ. Kemudian, bila produk dalam negeri tidak ada, baru kita beli produk luar negeri,” pungkas Hari.
Diakuinya, keberadaan peralatan baru itu dibutuhkan untuk menghadapi cuaca ekstrem, salah satunya banjir. Dinas Bina Marga DKI Jakarta telah memiliki standar operasional prosedur (SOP) penanganan mulai dari sebelum, saat, dan sesudah terjadi genangan. Langkah yang dilakukan sebelum terjadi genangan adalah Dinas Bina Marga DKI Jakarta memperbaiki tali-tali air yang menjadi jalannya air ke drainase.
Saat terjadi genangan, Satgas Dinas Bina Marga DKI Jakarta turun ke lapangan. Kemudian, setelah terjadi genangan, Satgas Dinas Bina Marga tetap turun ke lapangan untuk membantu percepatan penanganan perbaikan jalan-jalan yang berlubang akibat genangan atau banjir.
“Tentunya, lebih cepat. Peralatan baru ini kan masih presisi, jadi cepat. Otomatis dengan peralatan baru ini, penanganan jadi lebih cepat,” tegas Hari.