“Salah satunya yang saya ikuti tahun lalu adalah promosi terkait proyek Transit Oriented Development (TOD) bersama PT MRT Jakarta yang mendapat sambutan positif dari pengusaha-pengusaha di Jepang. Ini juga tindak lanjut dari kunjungan Presiden RI dan Kementerian Perhubungan,” kata Shiroth.
Meski bukan daerah produsen, tegasnya, Jakarta mampu menjaga inflasi dengan baik. Bahkan, kontribusi Jakarta untuk komposisi share inflasi nasional mencapai 25 persen. Inflas DKI Jakarta pada bulan Desember 2022 cukup baik, hanya sebesar 0,55% (mtm). Sehingga, kata Shiroth, tingkat inflasi di Jakarta keseluruhan tahun 2022 tercatat sebesar 4,21% (yoy).
“Ini meningkat dibandingkan inflasi pada tahun sebelumnya. Hal ini terjadi terutama didorong oleh kenaikan harga BBM. Meskipun demikian, inflasi tersebut masih relatif terkendali dan lebih rendah dibandingkan inflasi nasional (5,51%, yoy) maupun inflasi provinsi lainnya di Pulau Jawa,” katanya.
Dalam diskusi yang bertemakan “Resiliensi Ekonomi Nasional di Tengah Ancaman Resesi Global” itu, hadir juga narasumber lain, yakni Staf Ahli bid Pembangunan Daerah pada Kemenko Perekonomian Ferry Irawan; Ekonom Ahli Grup Perumusan & Implementasi , Kebijakan Ekonomi Keuangan Daerah (KEKDA) pada Kantor Wilayah BI Provinsi DKI Jakarta Muhamad Shiroth, dan Pemerhati ekonomi dari Center of Macroeconomic and Finance INDEF (Institute for Development of Economics and Finance), M Rizal Taufikurahman.