Dia mengatakan, berdasarkan pengalaman Pemilu 2014 dan 2019 fenomena berita bohong kian marak bertebaran di media sosial.
“Pers sebagai salah satu pilar demokrasi memiliki peran strategis dalam membendung dan menjadi jalan keluar bagi kian maraknya hoax dan disinformasi menjelang dan selama penyelenggaraan Pemilu Serentak 2024 yang disebarluaskan terutama melalui media sosial,” ucapnya. (bam)