Ia merupakan pekerja ulet, tak banyak bicara dan setiap minggu menimbang paling banyak. Ketika itu upah borongan sortir Rp200/kg. Anak itu hidupnya hemat. Dan, hebatnya uang hasil kerja digunakan menyekolahkan adik-adiknya, membantu orang tua serta dalam mencukupi nafkah sehari-hari.
Kerja di tempat saya sekitar tiga tahun, kemudian pindah ke teman yang punya usaha penggilang plastik. Semangat kerjanya semakin kuat. Singkatnya, dalam perjalanan waktu, saya hampir lima atau enam tahun tidak ketemu anak itu. Suatu ketika, saya ketemu dia di tempat seorang pelapak di pinggiran TPST Bantargebang. Saya ngobrol sekitar bisnis mikro persampahan. Ia bilang sekarang sudah jadi pengepul sampah. Punya pickup sendiri, rumah permanen dan punya dua anak. Adik-adiknya yang disekolahkannya lulus sampai tingkat SLTA dan sekarang sudah bekerja di perusahaan.
Kerja keras, ketekunan, tidak banyak bicara, tidak banyak mengeluh, dan suka membantu orang tua dan saudara kandung yang membutuhkan ternyata memberikan berkah. Semua itu akan memetik hasilnya. Percaya pada proses dan ujian-ujian hidup.