Heru memastikan, titik pemberlakuan ERP adalah ruas jalan yang pernah menerapkan kebijakan ganjil genap dan 3 in 1. Berdasarkan Raperda PLLE, bakal ada 25 jalan yang diberlakukan sistem berbayar. Yakni, a. Jalan Pintu Besar Selatan; b. Jalan Gajah Mada; c. Jalan Hayam Wuruk; d. Jalan Majapahit; e. Jalan Medan Merdeka Barat; f. Jalan M Husni Thamrin; g. Jalan Jend Sudirman; h. Jalan Sisingamangaraja; i. Jalan Panglima Polim; j. Jalan Fatmawati (Simpang Jalan Ketimun 1-Simpang Jalan TB Simatupang); k. Jalan Suryopranoto; l. Jalan Balikpapan; m. Jalan Kyai Caringin; n. Jalan Tomang Raya; o. Jalan Jend S Parman (Simpang Jalan Tomang Raya-Simpang Jalan Gatot Subroto); p. Jalan Gatot Subroto; q. Jalan MT Haryono; r. Jalan DI Panjaitan; s. Jalan Jenderal A Yani (Simpang Jalan Bekasi Timur Raya-Simpang Jalan Perintis Kemerdekaan); t. Jalan Pramuka; u. Jalan Salemba Raya; v. Jalan Kramat Raya; w. Jalan Pasar Senen; x. Jalan Gunung Sahari; dan y. Jalan HR Rasuna Said.
Sebelumnya, Dinas Perhubungan DKI Jakarta memastikan belum akan menerapkan kebijakan jalan berbayar elektronik atau Electronic Road Pricing (ERP) di Jakarta. Saat ini, pihaknya sedang membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pengendalian Lalu Lintas Secara Elektronik.