IPOL.ID – Sistem pemilihan umum (pemilu) proporsional terbuka yang kini diterapkan di Indonesia dianggap sarat masalah sehingga perlu dievaluasi.
Kritik ini disampaikan Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, sesai peresmian Paud ‘Aisyiyah 2 Bumirejo, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, baru-baru ini.
Mu’ti menilai sistem proporsional terbuka menimbulkan praktik politik uang, hingga persaingan tidak sehat antara para calon anggota legislatif. Akibatnya, tak jarang kualitas anggota legislatif yang terpilih tidak ideal dan buruk.
“Cenderung masyarakat itu memilih figur yang populer dan bermodal, sehingga kekuatan uang memang terasa begitu dominan,” ungkapnya, dilansir laman PP Muhammadiyah, Senin (2/1).
Abdul Mu’ti juga berpandangan sistem proporsional terbuka menjadikan peran partai politik melemah, karena tidak bisa menominasikan kadernya untuk menjadi anggota legislatif.
“Selain itu, polarisasi politik yang sangat serius. Persaingan menimbulkan politik identitas, yang kadang-kadang dilandasi sentimen-sentimen primordial, baik primordialisme keagamaan, kesukuan, atau kedaerahan,” sambungnya.