Berdasarkan kebijakan FINA bahwa terdapat persyaratan untuk dapat turun dalam olimpiade minimal mengikuti satu kejuaraan yang telah ditetapkan IOC dan FINA (jika tidak ikut otomatis gugur tidak bisa ikut olimpiade).
Kejuaraan dunia di Gwangju Korea Selatan tanggal 21-28 Juli 2019 adalah kejuaraan terakhir yang syaratkan dan PB.PRSI mengirim 4 (empat) pelatih, 5 (lima) atlet putra dan 3 (tiga) atlet putri. Kejuaraan dunia tersebut adalah sarana agar seluruh atlet termasuk Azzahra Permatahani berkesempatan untuk bisa ikut Olimpiade.
Menurut Hanif, Jika hal tesebut menjadi alasan pemanfaatan dana bea siswa dari FINA untuk membiayai Azzahra, maka akan timbul pertanyaan bagaimana dengan atlet yang lain? kenapa harus Azzahra Permatahani yang memiliki rankin tertinggi FINA yang dibiayai dari dana bea siswa dari FINA? Bukankah sudah ada anggaran dari Kemenpora? Bukankah wajar ini menimbulkan pertanyaan?
Kejuaraan-kejuaraan yang diikuti Azzahra Permatahani dan Pelatih Asing Timnas selama 2019:
1. 50th SNAG di Singapore – 19-24 Maret 2019, Tim Pelatnas
2. Kejurnas 25-28 April 2019, pengirim Daerah/Provinsi
3. 43rd Sea Age Group Championship di Kamboja 28-30 Juni 2019,
4. Tim Pelatnas
5. 18th FINA World Championship 21-28 Juli 2019 di Seoul-Korea Selatan, Tim Pelatnas
6. FINA World Junior Championship 20-25 Agustus 2019 di Budapest-Hungary, Tim Pelatnas
7. Jakarta Open Swimming Championship 25-29 September 2019, pengirim Klub
8. Training Camp, 17-30 Okotber 2019 di Kunming China, Tim Pelatnas.