IPOL.ID – Sebanyak 7.885 warga 7 kelurahan di Kota Surakarta terpaksa harus mengungsi. Hal tersebut, dampak dari tempat tinggal warga yang terendam banjir hingga, Jumat (17/2). Dilaporkan, saat ini belum diketahui ada korban jiwa atau tidak.
Namun, jumlah pengungsi berpotensi mengalami kenaikan. Karena masih ada lima kelurahan lain di Kota Surakarta yang belum terdata oleh petugas terkait. Dampak banjir yang terjadi sejak kemarin pun semakin meluas.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari menerangkan, banjir yang melanda wilayah Solo Raya kali ini dipicu oleh beberapa faktor.
“Selain tingginya curah hujan sejak dua hari lalu, wilayah terdampak banjir juga berada di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo dan beberapa anak sungai Bengawan Solo mengalami kenaikan debit air dari wilayah hulu, yaitu Waduk Kedung Ombo,” kata Abdul Muhari, Jumat (17/2).
Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta merinci beberapa lokasi pengungsian. Di antaranya di wilayah Kelurahan Gandekan (Pendopo kelurahan, SD), Jagalan (Pendopo kelurahan dan SD Kalangan), Kedunglumbu (Pendopo kelurahan), dan Sudiroprajan (Pendopo kelurahan, SD).
Kemudian Kelurahan Pasar Kliwon (Pos Ronda dan Masjid Al-Khoir), Joyosuran (Pendopo kelurahan), Jebres (Masjid Al-Khoir), Sewu (Tenda pengungsi ditanggul), Pucangsawit (Tenda di tanggul), Semanggi (SD Muh 23, rumah warga dan gedung serbaguna SD Wiropaden) dan Joyontakam (Pendopo kelurahan, Gereja dan Masjid).
Hingga kini, BPBD Kota Solo terus mendata bersama lintas instansi terkait dan tiap-tiap pemerintah desa/kelurahan. Tim gabungan juga mengupayakan penyelamatan masyarakat sebagai prioritas utama.
Tim gabungan juga telah mendirikan lokasi-lokasi pengungsian, menyediakan bantuan logistik dan makanan serta dapur umum. Lokasinya berada di tiap-tiap kelurahan terdampak banjir.
Sementara itu, hingga kini belum ada laporan korban jiwa. Kondisi lapangan masih terpantau kondusif, meski tinggi muka air masih bertahan dan belum ada tanda-tanda surut. (Joesvicar Iqbal)