IPOL.ID – Anak usaha BUMD PT Jakpro, Jakarta Konsultindo (Jakkon) mengakui, kinerja keuangan perusahaan masih mengalami kerugian. Bahkan, Pihaknya masih memiliki tunggakan pajak hingga sekarang.
Managing Director PT Jakkon Hani Sumarno mengatakan bahwa laporan keuangan perusahaan (unaudited) tahun 2022, mencatatkan kerugian perusahaan Rp9,8 miliar yang merupakan perbaikan di mana laporan keuangan perusahaan tahun 2021 kerugian perusahaan mencapai Rp24,2 miliar.
“Ini merupakan usaha keras perusahaan. Jadi, dalam jangka waktu satu tahun, kinerja Jakkon berhasil memperbaiki kinerja keuangan yang hasilnya mereduksi total kerugian yang dialami perusahaan sehingga kerugian 2022 menjadi Rp9,8 miliar,” kata Hani saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (1/2/2023).
Hani menjelaskan bahwa dalam laporan keuangan perusahaan per 31 Desember 2022, perusahaan mencetak pendapatan sebanyak Rp18,9 miliar, namun karena ada banyak beban perusahaan di tahun-tahun sebelumnya, pendapatan tersebut juga ikut tergerus.
“Sebenarnya 2022 pendapatan kami Rp18,9 miliar, namun karena banyak beban masa lalu yakni efek restatement 2019, 2020, 2021 dan pasca pandemi, maka pendapatan tersebut tergerus,” ucap Hani.
Selain kerugian yang perlahan diselesaikan, Hani menjelaskan bahwa tunggakan pajak perusahaan selama tujuh tahun yang nilainya mencapai sekitar Rp4 miliar, perlahan mulai diselesaikan di mana pada 2022, tersisa 50 persen dari tunggakan pajak tersebut.
“Komitmennya sudah disampaikan kepada kantor pajak setempat, dan rencananya kami mau melunasi semuanya pada bulan Oktober 2023,” ucapnya.
Selain menyelesaikan kerugian dan hutang pajak perusahaan tersebut, Hani menyebut bahwa pihaknya juga tengah menyelesaikan hutang kepada 80 tenaga ahli sekitar Rp16,7 miliar.
Untuk menyelesaikan semua persoalan perusahaan tersebut, Hani menjelaskan perusahaan tengah berusaha untuk membuat positif nilai ekuitas dari perusahaan. Dan cara yang tercepat adalah menjual saham atau mengajak investor baru, namun pemegang saham perusahaan yakni Jakpro dan Pulomas Jaya belum menyetujui langkah tersebut.
Karenanya pada 2023, perusahaan akan mengusahakan pendapatan dengan mengandalkan kompetensi mereka yang telah berkecimpung pada bidang ini sekitar 22 tahun untuk mendapatkan pemasukan dari berbagai proyek konsultasi.
Beberapa proyek yang akan dilakukan pada 2023, kata Hani, pihaknya mengajukan tender untuk ikut serta dalam manajemen konstruksi di proyek ITF Sunter, dan menyelesaikan kontrak-kontrak pekerjaan mereka di beberapa daerah di Indonesia pada 2022.
“Dengan berbagai proyek tersebut, kami menargetkan kinerja keuangan kami pada 2023 harus mencetak laba usaha positif sebesar Rp2,19 miliar,” ucapnya menambahkan. (Peri)