IPOL.ID – Perumda Pengelolaan Air Limbah Jakarta Raya (Paljaya) siap menjalankan arahan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono terkait penanganan limbah. Dalam arahannya, Heru meminta para walikota membangun MCK (Mandi, Cuci Kakus) Komunal di pemukiman padat penduduk dan miskin.
Corporate Secretary PAL Jaya, Tanto Tabrani mengungkapkan, penanganan sanitasi warga Jakarta membutuhkan investasi besar. Namun, pihaknya terus membuat program-program inovatif agar limbah warga Jakarta tidak mencemari lingkungan.
“Butuh investasi besar untuk pengelolaan limbah Jakarta. PAL jaya butuh dana besar untuk melayani seluruh Jakarta. Sehingga butuh inovasi baru untuk melayani air limbah di Jakarta. Contohnya, kita sudah menjalankan program Revitalisasi Tangki Septic (RTS), membangun IPAL Komunal dan lainnya,” ujar Tanto kepada wartawan, Kamis (9/2/2023).
Diakuinya, penanganan limbah Jakarta ini tidak bisa dikerjakan sendiri oleh PAL Jaya. Sehingga, ucapnya, perlu dukungan semua pihak agar limbah tersebut bisa dikelola dengan baik. Salah satunya dukungan dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan swasta yang ada di Jakarta.
“Bukan hanya dari CSR saja harusnya. Kita melihat ada juga potensi dana yang diserap dari dana Koefisien Lantai Bangunan (KLB). Kita berharap, dana KLB ini bisa juga dialokasikan ke pengelolaan air limbah,” katanya.
Diketahui, dana KLB merupakan dana yang dibebankan Pemprov DKI kepada pengembang atau pihak swasta ketika membangun gedung namun melampaui lantai yang ditetapkan.
Saat ini Paljaya melayani 2.000 lebih rumah tangga dan 700 lebih gedung bertingkat di lima kecamatan. Jumlah itu ekuivalen dengan sekitar sekitar 2,4 juta jiwa
Kelima kecamatan dimaksud adalah Kecamatan Setiabudi, Tebet, Senayan, Kebayoran Baru, dan sebagian Bendungan Hilir (Benhil).
Para pelanggan itu dilayani oleh dua instansi IPAL Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) Setiabudi dengan kapasitas 250 liter/detik atau setara dengan 20.000-21.000 m3/hari, dan IPAL MBBR berkapasitas 100 liter/detik atau setara dengan 8.640 m3/hari.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak mendukung langkah-langkah PAL Jaya untuk berinovasi dalam menangani air limbah di Jakarta, termasuk dalam mencari pembiayaannya. Namun, politisi PDIP itu meminta ada hitung-hitungan yang jelas terkait biaya dan jumlah IPAL Komunal yang bisa dibangun.
“Apapun yang bisa digunakan secara legal buat masyarakat, tentunya kita mendukung. Saya kira hitung-hitungan biaya kalau menggunakan CSR atau dari KLB harus jelas, termasuk jumlah MCK yang bisa dibangun,” katanya. (Peri)