IPOL.ID – Libur Isra Miraj 1444 H pada Sabtu (18/2) dan Minggu (19/2), Taman Safari, Bogor, Jawa Barat, diserbu para pengunjung. Antrian panjang kendaraan roda empat, dua dan sejumlah bus terlihat saat akan memasuki kawasan tempat wisata tersebut.
Terpantau pada Sabtu (18/2) dan Minggu (19/2) Taman Safari terlihat ramai para pengunjung yang berasal dari Jabodetabek dan sekitarnya. Para pengunjung yang datang, tampak dilayani oleh petugas Taman Safari berpakaian warna hijau muda.
Pada loket masuk tertera, pengunjung di atas umur 6 tahun harus membayar Rp 255.000 per kepala. Sedangkan untuk parkir kendaraan pribadi roda empat dikenakan Rp 25.000 per unit. Tiket tersebut, sudah termasuk untuk memasuki ke lokasi Giant Panda.
Para pengunjung yang sebelumnya telah memesan tiket secara online jauh-jauh hari juga dilayani petugas pada bagian loket bagian sisi kiri pintu masuk.
Nah, ketika memasuki kawasan Safari Adventure juga terlihat kepadatan kendaraan mobil maupun bus yang rela antri untuk melihat satwa. Mereka ada juga yang memberi makan hewan seperti kuda nil, jerapah, gajah hingga rusa dengan wortel. Tampak para petugas berjaga-jaga baik di gerbang utama hingga kandang singa maupun harimau.
Salah satu pengunjung, Rani, 38, warga Jakarta mengatakan, dia bersama keluarganya sengaja datang ke Taman Safari untuk berlibur. Bertepatan dengan hari libur perayaan Isra Miraj.
“Ya sudah lama juga gak berlibur ke Taman Safari ini Pak, sekalian juga ingin melihat Giant Panda karena belum pernah melihatnya, lumayan tadi ramai juga pengunjung lainnya, mungkin karena bertepatan libur Isra Miraj ya,” kata Rani pada ipol.id pada akhir pekan itu.
Sementara itu, pada Sabtu (18/2) sekitar pukul 08.00-pukul 19.00 WIB, kemacetan arus lalu lintas dari kedua jalur tidak terhindarkan. Kemacetan kian parah dari arah Ciawi, Taman Safari hingga Jalan Raya Puncak. Kemacetan parah tersebut terjadi hingga pukul 00.30 WIB.
Kemacetan disebabkan, karena pengendara motor dan mobil tidak sabar untuk mengarah naik ke kawasan Puncak pas dan ditambah Pak Ogah yang membuat kesemrawutan kemacetan bertambah parah. (Joesvicar Iqbal)