Menurut Kevin, kompetisi seperti ini membuat lebih banyak orang bersemangat untuk bergabung dalam komunitas sosial dan merealisasikan kegiatan sosial mereka. “Buat aku, menjadi juri membuka mataku lebar-lebar, bahwa melakukan sesuatu untuk masyarakat dan bergerak untuk kontribusi positif, nggak perlu jadi siapa-siapa dulu, influencer, dan lain-lain. Siapa pun kamu, bisa berkontribusi positif untuk masyarakat,” ujar Kevin.
Proses penjurian dilakukan secara ketat dengan mempertimbangkan berbagai aspek, yakni perencanaan, dampak sosial, dan efektivitas kampanye bagi masyarakat. Dari segi perencanaan, komunitas harus menjabarkan latar belakang dan ide kampanye yang kreatif.
Selain itu, komunitas juga perlu meyakinkan juri bahwa kampanye yang akan dibuat dapat berdampak baik dan berkelanjutan. Dari hasil penilaian, ada empat komunitas yang terpilih, yakni Hoshizora Foundation, Futurest 2023, Pemuda Tanggap Berbagi, dan Serdadu Kumbang.
Lisa Andriani selaku Public Relations Hoshizora Foundation, mengaku senang karena dapat merealisasikan kampanye impian mereka. “Kami akan mengangkat kampanye #JikaAkuSekolah untuk anak-anak dari keluarga prasejahtera agar bisa memperoleh pendidikan yang layak. Harapannya, pesan ini menjadi pemicu anak-anak lebih bersemangat untuk sekolah,” kata Lisa.