“Persoalannya kan bukan mereka tidak mau belajar, tetapi karena keterbatasan harus membantu perekonomian keluarga. Tetapi ketika kesempatan media pembelajaran itu datang, tentu mereka sangat antusias,” ungkap Marsus.
Melalui kegiatan itu, para pemuda di Jatisari berharap PMN dapat menggelar kegiatan edukasi serupa secara berkelanjutan dan terus menerus di daerahnya. Karena permintaan akan peningkatan kapasitas dan skill tentu dibutuhkan oleh para pemuda sekitar.
“SDM adalah modal awal membangun peradaban yang unggul. Nah, pada saat masyarakatnya punya keinginan untuk belajar, kami yakin kemajuan peradaban tinggal menunggu waktu,” tukas Marsus.
Marsus pun meyakini dengan potensi yang dimiliki oleh pemuda Jatisari bakal mengalami kemajuan signifikan selama beberapa tahun kedepan.
“Kenapa kami yakin? Sebab pemuda di sini sudah mulai peduli/aware melanjutkan pendidikannya seperti kuliah, terus ketika pulang ke kampung aktif berorganisasi dan membuat program bagi masyarakat setiap tiga bulan sekali, ini jadi pergerakan baik,” imbuh Marsus.